Banyak wanita Palestina lain yang melaporkan pelecehan seksual, mulai dari eksposisi sampai pencarian celah ekstrim saat masuk penjara Israel.
Karmi mengatakan ia menjadi sasaran pelecehan seksual selama 2 hari di Pusat Interogasi Ashqelon.
"Ketika aku menolak melepas bajuku, sipir menyerangku.
"Sipir wanita itu merobek celanaku dan membuatku melakukan penggeledahan yang memalukan," ujarnya menggambarkan momen pertamanya di pusat penahanan.
Karmi ditangkap Juli 2018 dari rumahnya di Hebron, kota Palestina di Tepi Barat selatan, 30 km selatan Yerusalem.
Ia mendapatkan hukuman 16 bulan karena diduga berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang terkait dengan gerakan perlawanan Hamas di kota Hebron dengan 6 wanita lainnya.
“Pelecehan seksual verbal adalah bagian dari kebijakan terorganisir untuk menanamkan penghinaan dan penyiksaan terhadap semua tahanan Palestina terutama terhadap perempuan dan anak-anak,” kata Sahar Francis, direktur Addameer (kata bahasa Arab untuk hati nurani) – dukungan tahanan dan kelompok hak asasi manusia.
Ia menyebutkan otoritas Israel memfitnah dengan pernyataan dan sindiran yang menjadi pelecehan seksual sebagai alat menekan tahanan terutama dalam sesi interogasi.