Find Us On Social Media :

Digadang-Gadang Jadi 'Doping' Ekonomi Indonesia, Investasi Perusahaan China Lewat Belt and Road di Indonesia Ternyata Terancam Mangkrak Karena Ini

By Maymunah Nasution, Selasa, 29 Juni 2021 | 10:19 WIB

Proyek kereta api cepat China

Kenyataannya banyak proyek China mangkrak jauh sebelum pandemi Covid-19 berjalan, sesuatu yang seharusnya menjadi pengingat bagi Indonesia sebelum sepakat menandatangani proyek besar infastruktur BRI.

Konflik yang dihadapi selanjutnya adalah terkait dengan pertentangan warga.

Hal ini terjadi di proyek BRI selanjutnya yaitu pembangunan bendungan tailing di zona gempa di Dairi, Sumatera Utara.

Baca Juga: Ketika Menlu Australia dan 'Tangan Kanan Soeharto' Bersulang Sampanye Merayakan Terbukanya Pintu Eskploitasi ke Tambang Minyak Timor Leste

Melansir DW, sebuah tambang seng dan timah akan dibangun di desa Longkotan dan Parongil beserta bendungan penampungan limbah.

Wilayah itu terdiri dari bukit kecil dengan di atasnya berdiri gereja hijau terbuat dari kayu, dengan atap seng yang mulai lapuk.

Gereja HKBP Sikem itu kelak akan digusur untuk dijadikan tambang.

Perusahaan China yang bertanggung jawab, Kelompok Pertambangan Logam Non Ferrous China (NFC), bekerjasama dengan raksasa keluarga Bakrie, Bumi Resources lewat PT. Dairi Prima Mineral (DPM) menggerakkan proyek pertambangan senilai 630 juta Dolar.

Baca Juga: Viral Kasus Wakil Bupati Sangihe Meninggal Setelah Tolak Izin Tambang, Suku Pedalaman Amazon Ini Justru Sukses Kadali Politisi di Pengadilan, Setelah Tolak Ekploitasi Hutan, Begini Kisahnya