Find Us On Social Media :

Tumben Israel Mengutuk Perlakuan China Terhadap Muslim Uighur, Ditekan Amerika?

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 28 Juni 2021 | 14:10 WIB

Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang baru.

Intisari-Online.com - Israel telah mengambil sikap baru terhadap perlakuan tidak manusiawi China terhadap minoritas Uighur.

Melansir Jerusalem Post, Rabu (23/6/2021), negara Yahudi ini diberitakan telah menandatangani kecaman yang dikeluarkan pada sesi ke-47 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa, atas perintah Washington.

Pemungutan suara ini menandai perubahan cara Yerusalem memandang Beijing secara diplomatis.

Keputusan untuk menandatangani pernyataan tersebut diambil oleh Menteri Luar Negeri Yair Lapid, berkoordinasi dengan Perdana Menteri Naftali Bennett.

Baca Juga: Wilayahnya Hancur Lebur Akibat Serangan Israel, Rekonstruksi Gaza Dikhawatirkan Terhambat Karena Hamas dan Otoritas Palestina yang Tak Akur, Takut Dana Bantuan Gaza Disalahgunakan PA

Kecaman yang diajukan oleh Kanada, ditandatangani oleh sedikitnya 45 negara.

Pernyataan seperti itu telah dikeluarkan dalam sesi sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya Israel ikut-ikutan menandatangani dokumen semacam itu di Jenewa.

Beberapa sumber diplomatik mengatakan bahwa Israel melakukan itu atas permintaan Amerika Serikat dan Kanad.

Sebelumnya, diplomat China sudah meminta Israel untuk tidak bergabung mnyetujui pernyataan itu sebelum dirilis.

Baca Juga: Dulu Jadi Negara Teraman di Dunia dari Covid-19 hingga Sebagian Besar Rakyatnya Sudah Vaksin, Kini Kondisi Israel Babak Belur, 50% dari Mereka yang Divaksin Terinfeksi Lagi

Meski begitu, ini bukan pertama kalinya Yerusalem mengambil sikap yang membuat marah Beijing.

Israel baru-baru ini juga mendukung penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia mengenai asal mula pandemi COVID-19.

Saat ini, AS mengambil garis yang lebih keras dengan China, seperti juga negara-negara demokrasi Barat lainnya, dan mereka, sebagian besar, adalah sekutu Israel di dunia.

Israel juga mengikuti jejak China dalam memperlakukan hubungan antar negara.

Baca Juga: Bak Bermuka Dua, Israel Turuti Amerika untuk Kecam China, Tapi Juga Masih Butuh Kerjasama China dalam Hal-hal Ini

Sambil memupuk hubungan ekonomi antar negara, China memberikan suara menentang Israel di forum internasional dan mendorong kecaman keras atas tindakan Israel di Gaza selama Operasi Penjaga Tembok bulan lalu.

Selain itu, media yang disponsori negara China telah mengambil posisi anti-Israel dan bahkan antisemit, seperti segmen yang mengklaim bahwa orang Yahudi kaya mengendalikan keuangan dan media Amerika dan memiliki pengaruh yang tidak semestinya pada pemerintah AS.

Pernyataan yang ditandatangani Israel mengatakan: “Kami sangat prihatin dengan situasi hak asasi manusia di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang.”

“Laporan yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang ditahan secara sewenang-wenang di Xinjiang."

Baca Juga: Paling Mematikan di Dunia, Apa Keistimewaan Khusus 'Negara Yahudi' Ini sehingga Hanya Israel yang Bisa Mengotak-atik F-35 Amerika?

"Dan ada pengawasan luas yang secara tidak proporsional menargetkan orang Uyghur dan anggota minoritas lainnya, dan pembatasan kebebasan mendasar dan budaya Uyghur,” kata Duta Besar Kanada Leslie Norton pada hari Selasa di Jenewa.

“Ada juga laporan penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat, sterilisasi paksa, kekerasan seksual dan berbasis gender, dan pemisahan paksa anak dari orang tuanya oleh pihak berwenang,” tambah Norton.

Beijing menyangkal semua tuduhan pelecehan terhadap Uyghur dan menggambarkan fasilitas penahanan paksa sebagai fasilitas pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama.

Sebelum Naftali Bennett naik ke tampuk kekuasaan, di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, Israel menghindar untuk mengkritik China soal Xinjiang.

Baca Juga: Catat Kasus Covid-19 Tertinggi dalam Beberapa Bulan, Pemerintah Israel Kembali Berlakukan Aturan Ini

(*)