Penulis
Intisari-Online.com - Kepemimpinan Timor Leste telah beberapa kali berganti sejak merdeka dari Indonesia.
Sejumlah presiden menjabat, yang artinya sudah ada sejumlah ibu negara di Timor Leste.
Tapi bagaimanapun, setiap sosok pertama punya tempat tersendiri, begitu pula sosok ibu negara pertama Timor Leste.
Dia adalah Kirsty Sword, seorang wanita kelahiran Melbourne, Australia, yang kemudian menjadi aktivis Australia-Timor Leste.
Pertemuannya dengan Xanana Gusmao, yang kemudian menjadi Presiden Pertama Timor Leste setelah kemerdekaannya dari Indonesia, juga tak lepas dari aktivitas Kirsty membela Bumi Lorosae.
Seperti diketahui, meski jatuh ke pangkuan Indonesia melalui invasi pada tahun 1975, namun perlawanan terus dilancarkan oleh rakat Timor Leste pro-kemerdekaan.
Perlawanan terus dilakukan, bahkan membuat Xanana Gusmao yang menjadi salah satu pejuang kemerdekaan, ditangkap dan dipenjara di Ibukota Jakarta.
Xanana Gusmao dipenjara sejak tahun 1992 hingga kemerdekaan Timor Leste diperoleh melalui Referendum pada 1999.
Sementara Xanana dipenjara, Kirsty Sword bekerja menyamar untuk gerakan perlawanan Timor Leste dengan kode nama "Ruby Blade".
Saat itulah kisah cinta Kirsty dengan seorang pejuang kemerdekaan Timor Leste ini dimulai.
Sword bertemu dengan Gusmao di penjara Jakarta pada 1994, dua tahun setelah Xanana Gusmao ditangkap dan dipenjara.
Aktivis Australia-Timor Leste tersebut berhasil mendapatkan izin masuk ke penjara itu padahal dia berada di pihak Timor Leste.
"Saya berjabat tangan dengan Xanana dan saya harus berpura-pura bahwa saya tidak terlalu tertarik padanya," kata Sword pada 2002.
Fasih berbahasa Indonesia setelah dibesarkan di Bendigo dan Melbourne, serta menyelesaikan gelar di Melbourne University, Sword kemudian bekerja sebagai guru dan juru kampanye hak asasi manusia di Jakarta.
Ketika itu, dia mulai menyampaikan pesan dari Xanana di depan polisi dan tentara Indonesia.
Dia menggambarkan Gusmao sebagai seorang pemimpin yang cerdik dalam perjuangan kemerdekaan Timor Timur.
Setelah Timor Leste lepas dari Indonesia dengan Referendum 30 Agustus 1999 menunjukkan rakyat Timor menginginkan kemerdekaan dan menolak integrasi dengan Indonesia, Xanana Gusmao dibebaskan.
Hasil referendum tersebut membuat Gusmao hanya menjalani tujuh dari 20 tahun hukuman penjaranya.
Selepas itu, beberapa orang dikejutkan ketika Sword akhirnya menjadi sekretaris dan jatuh cinta dengan mantan pemimpin gerilyawan yang karismatik itu.
Kirsty Sword menikah dengan Xanana Gusmao pada tahun 2000 dan putra pertama mereka, Alexandre, lahir setelah itu.
Pada 20 Mei 2002, kemerdekaan Timor Leste secara resmi diakui internasional, dan Xanana Gusmao yang diangkat sebagai Presiden Pertama Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia.
Otomatis, Kirsty Sword menjadi ibu negara pertama Timor Leste yang menjabat hingga 20 Mei 2007 seiring suaminya meninggalkan kursi Presiden.
Sword pindah ke Timor Leste sebagai rumahnya dan menjadi dikagumi secara luas di antara orang Timor Leste saat dia berkomitmen untuk pekerjaan menjadi ibu negara.
Sayangnya, pasangan ini memutuskan untuk bercerai pada 2015. Setelah perceraian, Kirsty Sword tinggal di Melbourne Australia bersama anaknya.
Tetapi, tetap sosoknya tak akan terlupa bagi rakyat Timor Leste.
Pada saat Timor Leste merdeka, negara ini adalah negara terbaru di dunia yang berjuang untuk pulih dari reruntuhan dan pertumpahan darah.
Pada 2001, Kirsty Swprd mendirikan Alola Foundation untuk memenuhi kebutuhan perempuan Timor Leste dan keluarga mereka.
Ia bekerja sebagai duta pendidikan di negara yang tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia tersebut.
Pada 2008, Sword melindungi anak-anaknya dari pemberontak bersenjata yang mengintai rumah keluarganya di perbukitan di atas ibukota Dili.
Itu terjadi selama upaya pembunuhan terhadap suaminya, setelah presiden Timor Leste Jose Ramos Horta ditembak dan hampir terbunuh di rumahnya.
Sementara itu, Sword pindah sementara ke Rosebud di pinggiran Melbourne pada akhir 2012 saat dia menjalani perawatan untuk kanker payudara.
Dengan perceraiannya, Gusmao mengatakan Sword akan melanjutkan perannya sebagai presiden Alola dan akan sering berkunjung ke Timor Leste tempat putra mereka dilahirkan dan dibesarkan.
"Tentu saja kami menghadapi masa depan dengan beberapa kesedihan, tetapi tanpa penyesalan karena kemitraan dan perjalanan kami unik dan kaya akan pengalaman," kata Gusmao saat mengumumkan perceraiannya.
"Kami didukung oleh prospek Timor-Leste yang damai dan makmur,"
"Dengan tiga anak laki-laki yang sangat dicintai, yang memiliki kewarganegaraan ganda dan multi-bahasa, kami tetap berkomitmen sebagai orang tua dan akan mempertahankan kemitraan keluarga kami untuk membesarkan anak-anak kami dan menjadikan Timor-Leste tempat yang lebih baik, bagi mereka dan semua anak-anak Timor-Leste," ungkapnya.
Itulah sosok ibu negara pertama Timor Leste dan kisah cintanya dengan Xanana Gusmao.
(*)