Peringkat Militernya Jauh di Bawah Indonesia, Negara Asia Tenggara Ini Nekat Gelontorkan Uang Rp36 Triliun Untuk Beli Rudal dan Jet Tempur di Amerika, Hanya Untuk Gertak China

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Menurut Global Fire Power (GFP) 2021, Indonesia merupakan militer terkuat di Asia Tenggara pada tahun 2021.
Menurut Global Fire Power (GFP) 2021, Indonesia merupakan militer terkuat di Asia Tenggara pada tahun 2021.

Intisari-online.com - Menurut Global Fire Power (GFP) 2021, Indonesia merupakan militer terkuat di Asia Tenggara pada tahun 2021.

Sementara dunia Indonesia menduduki peringkat ke-16 dengan total personel sebanyak 800.000.

Di udara Indonesia memiliki41 jet tempur, 38 pesawat serang, 15 helikopter tempur.

Lalu di laut Indonesia memiliki, 7 fregat, 24 korvet, 5 kapal selam, 179 kapal patroli, 10 kapal penyapu ranjau.

Baca Juga: Pongah Urusannya Terus Dicampuri Amerika, China Beri Peringatan Pilih Perang dengan Amerika, Masalah Ini Jadi Peringatan Terakhir Negeri Tirai Bambu

Kemudian, di darat ada 332 tank, 1.430 kendaraan lapis baja, 366 artileri tarik, 153 artileri swagerak, dan 63 peluncur roket.

Dengan deretan alutsista dan jumlah personel TNI tersebut membuat Indonesia berada di peringkat teratas negara terkuat di Asia Tenggara dengan Powerindex 0,2697.

Sementara di peringkat kedua ada Vietnam, disusul Thailand, Myanmar, Singapura, Malaysia, Filipina, Kamboja, dan terbawah Laos.

Meski demikian, belakangan ada sebuah negara yang dengan berani datangkan senjata militer canggih dari AS, padahal dilihat dari peringkatnya berada jauh di bawah Indonesia.

Baca Juga: Bawa Rahasia Laboratorium Wuhan, Mata-mata China Ini Dikabarkan Membelot ke AS, Kini Sosoknya Diburu China dan AS

Negara tersebut adalah Filipina, negara dengan militer nomor.7 di Asia Tenggara saat ini.

Namun, menurut 24h.com.vn, pada Jumat (25/5/21), Filipina dan AS telah mengumumkan kesepakatan jual beli senjata militer senilai 2,5 miliar dollar AS (Rp36 triliun).

Filipina sepakat untuk membeli pesawat tempur multiperan dan sedang mengevaluasi pembelian F-16 AS dan SAAB Abs Gripen Swedia.

Nilai total pesanan yang telah disetujui AS untuk dijual ke Filipina mencapai 2,5 miliar dollar AS (Rp36 triliun), kata Pentagon pada 24 Juni, menurut SCMP.

Pernyataan terbaru itu muncul dalam konteks keinginan AS untuk mencapai kesepakatan dengan Filipina untuk terus memperluas kehadiran pasukan AS di negara Asia Tenggara itu.

Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) yang ditandatangani Filipina dengan AS akan berakhir pada Agustus.

Baca Juga: Tak Terima Perusahaan China Masuk Daftar Hitam AS Terkait Tindakan Kejam pada Minoritas Xinjiang, China Ungkap Amerika Sebenarnya Tak Peduli pada Orang-orang Xinjiang

Filipina telah mengirimkan penawaran ke AS untuk pembelian 10 unit pesawat tempur F-16C Block 70/72 dan dua unit pesawat tempur F-16D produksi Lockheed Martin.

Nilai kontrak diperkirakan sekitar 2,43 miliar dollar AS.

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon juga mengumumkan bahwa mereka telah mentransfer pesanan 12 rudal anti-kapal Harpoon yang diluncurkan pesawat, senilai 120 juta dollar AS, ke Kongres AS untuk ditinjau.

Urutan ketiga adalah 24 rudal taktis AIM-9X Sidewinder Block II dan 24 rudal yang digunakan dalam pelatihan dan peralatan pendamping.

Nilai kontrak diperkirakan sekitar 42,4 juta juta dollar AS.

Filipina adalah sekutu strategis AS di kawasan itu.

Baca Juga: Naik Pitam Vaksin Sinovac Dicecar Dunia Karena Tidak Ampuh Lawan Varian Delta, China Mendadak Buat Vaksin Baru Diklaim Lebih Ampuh dari AstraZeneca

Mempertahankan kehadiran militer di Filipina adalah bagian dari strategi menghadapi kehadiran regional China yang semakin agresif.

"Ini adalah upaya Washington untuk memastikan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi mitra keamanan utama Filipina," kata Eric Sayers, pakar keamanan Asia di American Enterprise Institute di AS.

"Pesanan senjata pasti akan mendapat perhatian Beijing," tambahnya.

Artikel Terkait