Kutukan Kematian Grigori Rasputin 'Mampu' Menghancurkan Kekaisaran Rusia, Beginilah Kisah Rahib 'Gila' Asal Rusia Itu

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Grigori Rasputin
Grigori Rasputin

Intisari-Online.com -Dapat dipastikan hampir seluruh orang Rusia mengenal namaGrigori Yesimovich Rasputin.

Sang penyihir ini sangat terkenal, khususnya karena banyak yang percaya dirinya memiliki kekuatan supranatural yang menakutkan.

Namun, meski terkenal, bukan kesan baik yang muncul jika nama Rasputin disebut.

Orang Rusia pada umumnya akan sangat membenci sosok yang kematiannya sempat menjadi incaran banyak pihak di Rusia.

Baca Juga: Lagunya Viral di TikTok dengan Nuansa Ceria, Faktanya Rasputin adalah Nama Penuh Kengerian dan 'Kutukan' Bagi Kekaisaran Rusia

“Andai saya dibunuh pembunuh biasa, terutama sesama petani, Rusia tidak perlu tahu,” ujar sosok yang kerap disebut Rahib gila tersebutkepada pelindungnya, Kaisar Nicholas II dari Rusiatentang upaya pemubunuhan dirinya

“Tapi, jika saya dibunuh para Boyars (orang terhormat), dan mereka berhasil, tangan mereka akan tetap berlumuran darah … sesama saudara akan membunuh saudaranya dan mereka akan saling membunuh."

"Tidak ada lagi para penguasa terhormat di negeri ini,” sebuah kalimat dari Rasputin yang dipercayai merupakan sebuah kutukan.

Rasputin, seorang petani jorok, kasar, penuh berahi, pemabuk berat yang terkenal memiliki daya hipnotis dan kekuatan penyembuhan yang ampuh, merupakan orang yang paling ditakuti dan dibenci di Rusia karena pengaruhnya terhadap keluarga kerajaan.

Baca Juga: Inilah 6 Mitos Tentang Rasputin yang Terbantahkan, Benarkah Dia Seorang Biksu dan Punya Kekuatan Penyembuhan Supernatural?

Kaisar, terutama istrinya Ratu Alexandra, sungguh menghormatinya karena percaya Rasputin secara ajaib berhasil menyelematkan putra mereka yang menderita hemofilia.

Pada 1914, Rasputin tetap hidup meski ditikam di lambungnya oleh seorang perempuan petani.

Rasputin bersama anggota kekaisaran Rusia
Rasputin bersama anggota kekaisaran Rusia

Lalu, beberapa pangeran di istana yang dipimpin oleh Pangeran Felix Yusupov sedang sibuk menyusun rencana kematiannya.

Baca Juga: Grigori Rasputin, saat Kekaisaran Rusia Tenggelam dalam Cengkeraman Penyihir Gila, Kutukannya Tak Kalah Melegenda

Pada 29 Desember 1916, Rasputin diundang ke istana Yusupov.

Mereka mengatur agar dia tiba terlebih dahulu lalu dijamu dengan anggur dan kue.

Sambil menunggu kedatangan tamu lainnya, Rasputin dengan lahap menikmati sajian yang ada tanpa rasa curiga bahwa makanan dan minuman itu telah diberi zat beracun potasium sianida.

Ketika Yusupov tiba dan melihat tamunya tidak terpengaruh racun tersebut, dia langsung menembaknya di punggung.

Baca Juga: Berkali Kali Lumpuhkan Musuhnya, Racun Rusia Pernah Kehilangan 'Kesaktian' saat Berada di Tubuh Penyihir Ini, Kekaisaran Rusia pun Runtuh karena Kutukannya

Rasputin terjatuh di lantai dan dinyatakan mati.

Tak lama kemudian komplotan itu mengangkat jenazahnya dan membawanya ke Sungai Neva.

Tiba-tiba Rasputin hidup kembali dan sambil merangkak di atas tangan dan lututnya, dia berupaya mengejar Yusupov yang ketakutan naik ke atas tangga.

Setelah ditembak dua kali, rahib gila itu pun tumbang.

Rasputin, kadang-kadang disebut sebagai
Rasputin, kadang-kadang disebut sebagai

Baca Juga: MisteriGrigori Rasputin, Penyihir Terkenal Asal Rusia yangKutukan Kematiannya Mampu Menghancurkan Kekaisaran Rusia

Merasa yakin bahwa akhirnya dia telah tewas, pangeran terhormat tadi menendang dan menyiksanya.

Dia membawa jenazah Rasputin ke sungai, lalu melemparnya ke lubang dalam es serta membenamkannya ke air yang dingin.

Mereka hampir tidak percaya bahwa Rasputin masih bernapas seperti sedia kala.

Ketika tubuhnya diangkat dua hari kemudian, tangan kanannya terletak di atas dadanya dengan tiga jemarinya memberi tanda pengampunan.

Ramalan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian dan kutukannya terhadap para pembunuh di atas segera terlaksana seiring dengan pecahnya Revolusi Rusia tahun 1917.

Sesama saudara saling bunuh, dan tak ada lagi penguasa terhormat di Rusia.

(*)

Artikel Terkait