Find Us On Social Media :

Kisah Sopir Ambulans Pembawa Jenazah Pasien Covid-19, Sehari Bisa sampai 4 Kali Bolak-balik, Pernah Alami Insiden yang Membuatnya Panik

By Khaerunisa, Sabtu, 26 Juni 2021 | 09:00 WIB

Suasana pemakaman khusus COVID-19 TPU Gandus Hills, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/5/2021).

Intisari-Online.com - Meski sudah cukup berpengalaman menjadi pengantar orang sakit maupun jenazah, nyatanya situasi berbeda dirasakan sopir ambulan di tengah pandemi Covid-19.

Hendri Saputra (35) merupakan seorang sopir ambulans yang sudah menjalanu pekerjaannya selama 5 tahun.

Lima tahun lalu ia memutuskan untuk menjadi seorang sopir ambulans dan bertugas di Palembang, Sumatera Selatan.

Sejak saat itu, membawa orang sakit maupun pasien yang meninggal menjadi pekerjaannya sehari-hari.

Baca Juga: Kemenkes Jalankan Program Vaksinasi Covid-19 Tanpa Syarat Domisili, Mana Saja?

Namun, awal Maret 2020 menjadi awal dari situasi berbeda yang dialaminya.

Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia situasi yang dialami Hendri pun berubah.

Mulai saat itu, ia kerap membawa dan mengantarkan jenazah pasien Covid-19.

Itu bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan sempat membuat Hendri panik.

Baca Juga: KKB Papua Kembali Gegerkan Warga, Pimpinan KKB Didikan Lekagak Telenggen Ini Serang dan Sandera Warga di Yahukimo, Evakuasinya Mendebarkan

Menurut Hendri, pasien yang meninggal akibat terpapar Covid-19 sempat membeludak pada November 2020 lalu.

Ia dan rekan-rekannya pun arus bertugas mengantarkan jenazah hingga tengah malam ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gandus.

Lokasi tersebut dijadikan tempat khusus untuk makam pasien Covid-19 oleh pemerintah setempat.

Hendri mengungkapkan, dalam sehari ia setidaknya harus bolak-balik sebanyak 4 kali.

Ia terus mengantar jenazah orang yang terpapar Covid-19 untuk dimakamkan di TPU Gandus.

Baca Juga: Ketika Gadis Cantik Dikutuk Berambut Ular, Inilah Kisah Medusa, Orang yang Menatapnya Akan Menjadi Batu

Dari setahun pengalamannya menjadi pengantar jenazah Covid-19, Hendri mengungkapkan salah satu pengalamannya yang tak terlupakan.

Rupanya, saat hari-hari sibuk mengantar jenazah Covid-10, baju hazmatnya pernah robek dan maskernya terlepas.

Saat itu, Hendri pun panik, ia begitu sempat cemas setelah kejadian itu karena takut tertular virus yang berawal dari Wuhan tersebut.

Terlebih, ia mengalami beberapa gejala seperti gejala orang terpapar Covid-19.

Baca Juga: Peringati 100 Tahun Berdirinya Partai Komunis China, Inilah Seberapa Besar Rencana China Menjadikan Impian Presiden Xi Jinping Menguasai Dunia, Ternyata Bukan AS Sasaran Utama

"Ketika pulang ke pos, saya jadi gelisah. Karena pas merokok rasanya hilang. Kalau demam sih nggak, cuma hilang perasa saja," ujarnya.

Setelah itu, Hendri memutuskan untuk meminum vitamin agar imunitasnya meningkat.

Ia juga sempat mengurangi aktivitasnya dan selalu menggunakan masker.

Untungnya, Hendri merasa kondisinya kembali normal.

Baca Juga: Memaknai Pancasila Sebagai Pembina Persatuan dan Kesatuan dalam Keanekaragaman

"Sehari setelah itu saya kembali normal. Saya sih perkirakan waktu itu terpapar.

"Tetapi tidak terlalu saya rasakan. Karena imun saya kuat. Hanya aktivitas saya kurangi dulu sampai sehat," ujarnya.

Meski begitu, rasa cemas tetap dirasakannya karena ia masih terus membawa pasien yang kebanyakan terpapar Covid-19.

Ia pun berusaha terus mematuhi protokol kesehatan sambil terus melakukan pekerjaannya dengan niat membantu orang lain.

Baca Juga: Inilah Tradisi Pernikahan Orang Timor Leste, Mahar Perkawinan yang Mahal Tetapi Bisa Dilakukan dengan Cara Mencicil

"Kalau bertugas pakai hazmat karena kita juga jaga-jaga (tidak tertular).

"Takut sih ada, tapi ini demi kebaikan untuk membantu orang," kata Hendri kepada Kompas.com di Palembang, Jumat (25/6/2021).

Menurut penuturan Hendri, untuk saat ini pasien Covid-19 yang meninggal dan diantarkan ke TPU Gandus Palembang tak lagi sebanyak dulu. Hendri pun berharap kondisi pandemi Covid-19 ini dapat segera kembali.

"Kalau sekarang tak sebanyak dulu, awal-awal Covid-19 begitu banyak. Tetapi sekarang sudah berkurang," jelasnya.

Baca Juga: Utang Indonesia Terus Membengkak Hingga Rp6.074 Triliun, Benarkah Pemerintah Indonesia Bakal Kesulitan Membayar Utang? BPK Ungkap Kekhawatiran Ini

Tentang pasien Covid-19 Indonesia saat ini, data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga Jumat (25/6/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 18.872 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.072.867 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Data yang sama menunjukkan bahwa ada penambahan pasien sembuh akibat Covid-19.

Dalam 24 jam terakhir, pasien yang sembuh setelah terinfeksi virus corona bertambah 8.557 orang, sehingga jumlah pasien Covid-19 sembuh di Indonesia sebanyak 1.835.061 orang.

Baca Juga: Naik Pitam Vaksin Sinovac Dicecar Dunia Karena Tidak Ampuh Lawan Varian Delta, China Mendadak Buat Vaksin Baru Diklaim Lebih Ampuh dari AstraZeneca

Akan tetapi, jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah.

Pada periode 24-25 Juni 2021, ada 422 pasien Covid-19 yang tutup usia.

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 56.371 orang sejak awal pandemi.

Dengan data tersebut, maka saat ini tercatat ada 181.435 kasus aktif Covid-19. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Baca Juga: Masih Ingat dengan Unjuk Rasa Thailand Tuntut Raja Vajiralongkorn Tidak Ongkang-ongkang Saja? Ini Kabarnya Kini

(*)