Find Us On Social Media :

Kuasai Kilang Minyak dan Helium di Timor Leste, Australia Lakukan Berbagai Penipuan, Sementara Indonesia Tak Sadar Potensi 'Harta Karun' Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 20 Juni 2021 | 18:09 WIB

Keruk kekayaan Timor Leste, Gareth Evans dan Ali Alatas menandatangani Perjanjian Celah Timor 1989

Whitlam telah membelakangi sosial demokrat Timor dan bekerja sama dengan agresi dan kejahatan perang yang tidak beralasan, termasuk pembunuhan lima wartawan Australia di Balibo.

Pada tahun 1989, Indonesia dan Australia menandatangani Perjanjian Celah Timor, membentuk zona kerja sama di Celah Timor.

Menteri Luar Negeri Australia, Senator Gareth Evans, dan rekannya, Ali Alatas, difoto sedang menyeruput sampanye di dalam pesawat yang berputar-putar di atas Laut Timor.

Collaery membahas secara rinci sejarah berikutnya: Pembantaian Santa Cruz, pemungutan suara yang diawasi PBB, di mana 78% memilih kemerdekaan, dan pembantaian oleh milisi yang dipersenjatai oleh militer Indonesia.

Australia akhirnya setuju untuk memimpin intervensi penjaga perdamaian internasional, setelah didorong oleh Bill Clinton.

Baca Juga: Gaji 4 Bulan 'Mampet', Makanan dan Air Bersih pun Kian Menipis, 20 ABK Indonesia Terombang-ambing di Laut Timor Leste, Ada Apa Gerangan?

Di tengah sisa-sisa Timor Leste yang terbakar habis, Australia mulai memanipulasi situasi untuk membuat FRETILIN memegang kendali atas pemerintah Timor-Leste pertama, mengesampingkan partai pahlawan perlawanan Timor Xanana Gusmao.

Mengapa pemerintah Australia yang konservatif menempatkan FRETILIN Marxis-Leninis yang tidak demokratis dalam kekuasaan?

Karena mereka lebih cenderung menyetujui persyaratan yang menguntungkan bagi Australia ketika merundingkan kembali batas laut.

Dan di atas itu, diduga bahwa Dinas Intelijen Rahasia Australia diarahkan untuk memasang perangkat yang memungkinkan pejabat Australia mendengarkan percakapan pribadi para perunding Timor.

Lebih jauh, Australia menyembunyikan dari FRETILIN keberadaan helium bernilai miliaran dolar yang akan diproduksi sebagai produk sampingan dari pemrosesan gas.

Helium adalah gas inert yang semakin dibutuhkan dalam industri pertahanan, nuklir, elektronik, dan medis berteknologi tinggi.

Penipuan dan pemiskinan Timor Leste ini tidak menguntungkan Australia tetapi perusahaan swasta, terutama Woodside Petroleum.

Baca Juga: Sepak Terjang Timor Leste dalam Dunia Sepak Bola, Xanana Gusmao Pernah Mengakui Satu Hal Ini Mengenai Prasarana Olahraga di Negaranya

(*)