Penulis
Intisari-Online.com - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengkhawatirkan, terutama yang terjadi di Ibu Kota Jakarta.
Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta yang membuat fasilitas kesehatan kewalahan, bahkan dikhawatirkan tak cukup menampung pasien jika tak ada kendali.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M. Arifin mengungkapkan kekhawatirannya baru-bari ini.
Ia berbicara soal penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta, yaitu karena banyaknya masyarakat yang tidak taat menjaga protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas.
Baca Juga: Waspadai Ledakan Kasus Covid-19 di Indonesia, Ini Beberapa Buah Guna Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Arifin juga sangat menyesalkan apa yang terjadi saat lebaran Mei lalu, di mana banyak warga yang nekat mudik meski telah dilarang.
Mengingat ke belakang, kenekatan para pemudik menerobos aturan memang cukup memprihatinkan.
Meski saat itu Polri menyiagakan 381 titik atau pos penyekatan mudik, nyatanya ada saja cara pemudik untuk berupaya lolos.
Bahkan, sejumlah aksi nekat para pemudik di berbagai daerah sempat disoroti.
Sederet Aksi Nekat Pemudik saat Lebaran 2021
Sebut saja yang terjadi di Posko Penyekatan Kedungwringin, Bekasi, Jawa Barat, ketika para pemudik bermotor melawan arus dan blokir jalan.
Peristiwa ini terjadi pada 9 Mei 2021 dini hari.
Para pemotor melakukan aksi provokasi menjelang posko tersebut dengan berteriak dan disambut dengan teriakan pemotor lainnya.
Mereka juga membuat keributan dengan menyalakan klakson yang bersaut-sautan.
Dengan melakukan aksi tersebut, perlahan satu-persatu pemotor pun merangsek maju.
Mereka menerobos pembatas jalan untuk melawan arah. Sementara permintaan polisi agar mereka berputar arah tak digubris.
Polsii yang jumlahnya tak seberapa kewalahan menghadapi banyaknya pemotor.
Situasi tersebut juga semakin menambah parah kemacetan yang terjadi.
Ada pula aksi nekat yang terjadi di Bundaran Kepuh, Karawang, Jawa Barat, sehari sebelum peristiwa di Kedungwringin, Bekasi.
Ratusan pemudik motor dari arah Jakarta menerobos pos penyekatan Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang, Jawa Barat.
Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (8/5/2021) tengah malam, sekitar pukul 00.05 WIB.
Saat itu, dari sekitar 500 orang, 100 orang pemudik nekat menerobos posko penyekatan.
Dalam peristiwa tersebut, polisi yang jumlahnya tidak sebanding dengan penerobos juga membuat penanganan sulit dilakukan.
Untuk meloloskan diri, para pemudik menerobos paksa barikade rekayasa dengan cara melawan arus, tak menggubris merki mereka telah diminta untuk putar balik.
Kondisi baru berhasil dikendalikan usai datangnya tambahan personel dari Satuan Brimob dan Dalmas Dit Sabhara.
Setelah terkendali, para pemudik berputar kembali ke arah Jakarta.
Bukan hanya di Jawa Barat atau dari arah Jakarta, peristiwa serupa juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah.
Namun, berbeda dari yang terjadi di Bekasi dan Karawang yang pelakunya adalah pengendara motor, di Klaten saat itu pelanggar adalah pengendara mobil.
Seorang pengendara mobil nekat menerobos penyekatan pemudik di depan Pos Polisi Prambanan, Kabupaten Klaten hingga menabrak satu polisi.
Aksinya yang terekam kamera warganet kemudian viral di media sosial.
Baca Juga: Hari Lahir Pancasila, Begini Kronologi dan Sejarahnya yang Perlu Anda Ketahui
Dalam video yang viral tersebut, pada awalnya terlihat mobil warna kuning disetop oleh petugas tepat di depan Pos Polisi Prambanan, karena berpelat luar Jawa Tengah.
Mobil berpelat B yang terlihat melintas dari arah Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta) menuju Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu diminta menepi.
Namun, alih-alih memperlihatkan dokumen perjalanan, pengemudi mobil warna kuning itu nekat tancap gas dan menabrak polisi yang ada di depan mobil tersebut, lalu kabur ke arah Klaten Kota.
Untungnya, satu orang anggota kepolisian yang ditabrak oleh pengendara mobil tersebut berada dalam kondisi sehat.
Masyarakat Diminta Menyadari Pentingnya Menaati Protokol Kesehatan
Menyesalkan kenekatan para pemudik saat lebaran 2021, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M. Arifin kini meminta kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan.
"Ini kondisi yang genting, darurat artinya semua tergantung dari hulu, masyarakat itu yang menjadikan terima banyak karena hulunya lepas kontrol," kata Arifin, dikutip Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
"Karena tidak mematuhi protokol yang baik dan benar. Coba kalau kemarin lebaran bisa diatur tidak setinggi ini," lanjutnya.
"Semua harus sadar, tidak ada lagi yang tidak percaya Covid-19. Protokol kesehatan harga mati. Dan yang melanggar protokol kesehatan berani mati," ujarnya.
(*)