Penulis
Intisari-online.com - Timor Leste akhirnya merdeka setelah berjuang untuk melepaskan diri dari cengkeraman Indonesia.
Timor Leste merdeka pada 30 Agustus 1999, setelah rakyat Timor Leste memilih lepas dari Indonesia dalam jajak pendapat yang diselenggarakan oleh PBB.
Dalam jajak pendapat itu rakyat Timor Leste memberikan suara 78,5% suara untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Orang Timor Leste dikatakan harus membayar mahal untuk mendaatkan kemerdekaannya.
Menurut laporan orang Timor Leste harus menghadapai invasi indonesia, setelah menolak pencaplokannya pada November 1975.
Sembilan hari kemudian, Indonesia melancarkan invasi ke wilayah tersebut.
Selama 24 tahun Timor Leste berjuang untuk melawan Indonesia, dan dikatakan ini adalah masa kelam bagi Timor Leste.
Konflik, kelaparan, dan ribuan kematian terjadi di Timor Leste, pada masa itu.
Peristiwa setelah referendum kemerdekaan 1999 mengejutkan dunia.
Diperkirakan 1.500 orang tewas, dan lebih dari 300.000 orang mengungsi, terutama ke negara tetangga Timor Barat.
Lebih dari 80% infrastruktur Timoe Leste hancuratu lebih tepatnya dibiarkan hancur.
Sebuah kekuatan internasional yang dipimpin oleh Australia (INTERFET) turun tangan untuk memulihkan keamanan.
Setelah masa pemerintahan langsung PBB, Timor Leste akhirnya menjadi negara merdeka pada 20 Mei 2002.
Orang-orang Timor Leste telah hidup di bawah kekuatan asing yang berbeda selama lebih dari empat abad.
Pertama Portugal menjajah wilayah itu pada pertengahan abad ke-16, Jepang secara singkat menjadi penjajah dalam Perang Dunia Kedua.
Terakhir Indonesia mencaploknya sebagai Timor Timur, negara bagian negara bagian ke 27.
Semua periode ini ditandai dengan represi brutal terhadap rakyat Timor.
Walaupun kependudukan Indonesia dinilai brutal, hanya orang Indonesia yang melakukan investasi nyata dalam infrastruktur, administrasi publik, atau pendidikan.
Amukan yang terjadi setelah pemungutan suara kemerdekaan secara langsung, membuatnya menargetkan warisan ini.
Selama 20 tahun terakhir, Timor Leste telah berjuang untuk membangun dan membangun kembali negara tersebut.
Ini telah menyerap lebih dari 17 miliar dollar AS dari sumber gabungan, dana donor dalam bentuk bantuan dan pinjaman lunak, serta dana publik yang dihasilkan terutama dari pendapatan minyak bumi.
Lebih dari 5 miliar dollar AS di antaranya adalah dana donor, sebagian besar dihabiskan untuk misi penjaga perdamaian PBB dan penasihat internasional yang bekerja di kementerian-kementerian selama Administrasi Transisi PBB (UNTAET) dan dalam lima tahun pertama kemerdekaan.
Pemerintah Timor Leste telah menghabiskan sekitar 10 miliar dollar AS untuk berbagai kebutuhan, termasuk proyek infrastruktur dan penguatan institusi publik.
Dalam banyak hal, negara termuda di Asia Tenggara ini telah membuat perubahan positif, dan di bidang tertentu kinerjanya di luar ekspektasi.
Ini telah meletakkan dasar bagi lembaga-lembaga utama negara, memungkinkan lingkungan untuk kebebasan berekspresi.
Menjamin perdamaian dan stabilitas, berdamai dengan Indonesia, membentuk dana minyak, mengembangkan peta jalan untuk pembangunan nasional, dan membangun infrastruktur.