1 Bulan Operasi TNI-Polri di Papua, 15 Anggota KKB Ditangkap dan 4 Tewas, Kenapa KKB Papua Sulit Diberantas?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(ilustrasi) KKB Papua.

Intisari-Online.com - Polisi menangkap 1 anggota teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang bernama Miron Tabuni.

"Penangkapan terhadap satu anggota KKB dilakukan pada Kamis, 10 Juni 2021, pukul 19:15 WIT di kawasan Jalan Ahmad Yani Timika," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata, Jumat (11/6/2021).

Disebutkan, Miron terdeteksi berada di area Distrik Kwamki Narama.

Satgas Nemangkawi langsung mendatangi lokasi tersebut dan mengikuti Miron.

Baca Juga: Kini Dijadikan Senjata Andalan Oleh KKB Papua, Ternyata Penemu Senapan Ini Hidup Menderita, Senjata Buatannya Disebut-sebut Telah Membunuh Jutaan Orang

Miron merupakan salah satu anggota kelompok teroris pimpinan almarhum Ayub Waker dan Guspi Waker dan masuk dalam daftar pencarian orang kepolisian.

Pergerakan Miron sudah lama dipantau oleh Kepolisian baik di Tembagapura, Ilaga, dan Lanny Jaya.

Sejak tahun 2017 lalu, Miron Tabuni bersama dengan kelompok dari Ugimba melakukan serangkaian aksi teror dan terlibat dalam pembakaran kios di belakang asrama Polsek Tembagapura dan perusakan Jalan Tembagapura - Banti.

Dalam 1 bulan terakhir, Satgas Nemangkawi telah melumpukan 15 teroris Papua, 4 di antaranya tewas.

Baca Juga: Dibocorkan Oleh Sniper Amerika, Senapan yang Digunakan KKB Papua Ini Ternyata Senjata Paling Tangguh Untuk Perang, 'Senjata Ini Lulus Ujian Kiamat Untuk Saya'

Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudussy mengatakan, sejak operasi yang dimulai 12 Mei hingga 12 Juni tercatat 4 anggota KKB tewas, dan 11 lainnya tertembak dalam kondisi hidup.

“Tercatat pada hasil 1 bulan terakhir 12 Mei sampai 12 Juni 2021, sudah 15 orang Teroris Bersenjata Papua berhasil dilumpuhkan, dengan 4 meninggal, 11 mengalami luka serius,” kata Iqbal lewat keterangannya, Minggu (13/6).

Kenapa KKB Papua seulit diberantas?

Baca Juga: Pantas Saja Australia Bereaksi Saat KKB Papua Dilabeli Teroris Sampai Indonesia Berniat Kerahkan Densus 88, Ternyata Ada Hubungan Pasukan Anti-Teror Indonesia Itu Dengan Australia

1. Adanya "perlindungan" tokoh lokal

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaska bahwa masih adanya "perlindungan" yang diberikan oknum tokoh-tokoh lokal setempat kepada anggota KKB Papua.

Baca Juga:Aksi KKB Papua Memakan Korban Lagi, Tewaskan Seorang Tukang Bangunan, 2 Rekannya yang Terbirit-birit Masih Dihujani Tembakan

Anggota KKB diberikan tempat berlindung di wilayah-wilayah adat sehingga hal itu memberikan perlindungan ketika mereka tengah dikejar oleh aparat keamanan.

"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.

"Jadi ini problem juga, karena di sana masih ada oknum tokoh masyarakat adat yang masih melindungi orang-orang KKB itu, jadi makin susah untuk dikejar," imbuhnya.

Baca Juga:Sosok Anggota KKB Papua yang Tewas dalam Baku Tembak dengan Pasukan TNI, Sepak Terjangnya Baru-baru Ini Meresahkan

2. Taktikal geografis

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Salah satunya dikarenakan adanya faktor taktikal geografis yang lebih sulit dan menantang ketimbang faktor KKB itu sendiri.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana, itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan padaKompas.com, Rabu (28/4/2021).

Baca Juga:Walau Dianggap Kelompok Paling Berbahaya di Bumi Papua, Teryata KKB Hanya Kuasai 3 Tempat Ini, Sampai Disebut-Sebut Tempat KKB Paling Keji di Papua

3. Satgas untuk pelibatan semua unsur

Ketiga, Ketiga, salah satu alasankenapa KKBPapua seulit diberantas adalah faktorkoordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.

Menurut Ridlwan, ada banyak tim atau unsur yang dilibatkan dalam memberantas kelompok tersebut, seperti TNI, Polri, BIN, dan satuan tugas lokal dari Kodam setempat.

"Nah ini koordinasinya saya kira memang perlu dilingkupi dalam satu wadah yang khusus, misalnya dulu kita ingat waktu operasi melawan Santoso. Waktu itu payungnya satu, yakni namanya Satgas Tinombala, jadi semua unsur itu ya cuma satu payung itu," jelas Ridlwan.

Baca Juga:Pantas Saja Indonesia Sulit Gunakan Kekuatan Penuh untuk Berantas KKB Papua, Ternyata Inilah Risiko Jika Indonesia Gempur KKB dengan Militer Penuh

(*)

Artikel Terkait