Penulis
Intisari-online.com - Seorang anak menjadi korban kebiadaban polisi Israel hanya karena melakukan tindakan yang sangatlah sepele.
Menurut Middle East Monitor, anak berusia 12 tahun tersebut ditabrak oleh polisi Israel di Yerusalem Timur pada 31 Mei 2021 lalu.
Anak tersebut ditrabrak oleh polisi Israel hanya karena memasang bendera Palestina sepedanya.
Kemudian dia bersepeda dari toko terdekat hanya untuk membeli roti.
"Saya sedang berada di sepeda untuk membeli roti, karena tiga polisi Israel mengejar saya, karena saya memasang bendera Palestina," kata Jawad al-Abbasi.
Dia kemudian dirawat di rumah sakit Hadassah, untuk mendapat perawatan.
Bocah itu dirawat dengan mendapatkan luka di kepala, leher, dan kakinya.
Jawad menjelaskan kepada pusat Informasi Wadi Hilweh, yang berbasis di Yerusalem.
Dalam kesaksian lain bahwa polisi Israel menahannya dengan todongan senjata dan memukulinya.
"Saya takut mereka akan menembak atau menangkap saya," tambahnya.
Jawad mengatakan orang yang lewat harus memanggil ambulans karena polisi Israel menolak, mencatat bahwa dia pingsan sebelum mencapai rumah sakit.
"Saya sekarang di rumah sakit dan saya takut polisi Israel akan datang untuk menangkap saya sebelum saya mendapatkan perawatan yang diperlukan," kata bocah itu.
Tidak ada komentar dari polisi Israel tentang insiden tersebut.
Sementara itu, sepupu Jawad, Issa al-Abbasi menyerahkan rekaman kesaksian ke pusat Hilweh.
Dia menerima berita tentang sepupunya saat di rumah, dan buru-buru tiba di tempat kejadian hanya untuk menemukan polisi Israel menyerang anak laki-laki itu.
"Kami memanggil ambulans, tetapi polisi bersikeras untuk menangkapnya," kata Issa.
Issa menambahkan bahwa mereka akhirnya berhasil membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.
"Ketika kami sampai di rumah sakit, polisi datang dan mengklaim bahwa mereka tidak menabraknya," kata Issa.
"Jawad, seperti semua anak, keluar dari rumahnya untuk membeli roti, dan dia memasang bendera di sepedanya. Ini bendera negaranya, jadi di mana kejahatannya?" tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan oleh polisi Israel terhadap bocah Palestina itu.
Menggambarkan insiden itu sebagai "percobaan pembunuhan dan kejahatan keji yang naik ke tingkat kejahatan terhadap kemanusiaan," dan meminta pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas hal itu.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.