Find Us On Social Media :

Saat Israel Dikecam Dunia, Ada Negara Asia yang Justru Beli Senjata Israel Senilai Rp2,8 Triliun, Seolah Tak Peduli dengan Nasib Palestina

By Tatik Ariyani, Kamis, 3 Juni 2021 | 14:05 WIB

UAV Bangau

Intisari-Online.com - Serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza yang menewaskan ratusan warga Palestina beberapa waktu lalu mendapat kecaman dari sejumlah negara di dunia.

Meski kini pertempuran antara Hamas dan Israel di jalur Gaza sepakat gencatan senjata, namun pertempuran selanjutnya tetap dikhawatirkan.

Pasalnya, hingga kini Israel masih mengusik warga Palestina, mengusir mereka dari rumah untuk membuat pemukiman Israel dan menangkapi orang-orang Palestina.

Namun, di tengah itu semua, ada satu negara Asia yang justru membeli senjata dari Israel.

Baca Juga: Tak Mau Lagi Dipermalukan Palestina, Israel Langsung Merengek Hal Ini pada Amerika, Minta Kucuran Dana dengan Nilai Fantastis untuk Membeli Hal Ini

Israel Aerospace Industries (IAI) telah menandatangani kontrak dengan negara Asia yang dirahasiakan untuk menyediakan layanan dukungan kendaraan udara tak berawak (UAS) Heron.

Menurut airforce-technology.com, Rabu (2/6/2021), kontrak layanan UAS tersebut bernilai $200 juta (sekitar Rp2,8 triliun).

Kesepakatan itu untuk penjualan drone Heron IAI, termasuk versi MK II yang lebih canggih.

Ini adalah transaksi UAS besar keempat yang diumumkan oleh IAI tahun ini.

Baca Juga: ‘Gaun Penghubung Masa Lalu dan Masa Depan’ Pakaian Tradisional Palestina, Jubah Palestina yang Ikonik, Bentuk Simbol Politik Baru

Heron adalah sistem UAV jarak jauh dengan ketinggian menengah yang dirancang untuk melakukan operasi pengintaian dan pengawasan strategis.

Heron dirancang dan diproduksi oleh IAI di divisi Malat, Israel, dalam kemitraan dengan perusahaan Kanada MacDonald, Dettwiler and Associates (MDA).

Sistem canggih ini mampu lepas landas dan mendarat secara otomatis, bahkan dalam kondisi cuaca buruk.

Keluarga Heron memimpin jajaran UAV perusahaan.

Model Heron yang berbeda saat ini dalam pelayanan dengan 20 pelanggan di seluruh dunia.

Presiden dan CEO IAI Boaz Levy mengatakan: “Kesepakatan ini merupakan bukti kepuasan pelanggan kami dengan Heron UAV, termasuk kinerja operasional dan teknisnya.

“Pelanggan kami berulang kali memilih Heron untuk berbagai misi pengumpulan intelijen di berbagai medan dan cuaca.”

Baca Juga: 'Sampean Disuruh Ambil Popok Kok Malah Ke Irian', Kisah Seorang Prajurit yang Tiba-tiba Dikirim ke Belantara Papua saat Sedang Dimintai Tolong Istrinya, Kok Bisa?

Heron adalah drone jarak jauh dengan ketinggian menengah yang dapat melakukan misi termasuk pengumpulan intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian, menurut IAI.

Melansir Middle East Monitor, Rabu (2/6/2021) Heron juga digunakan secara luas selama putaran terakhir serangan udara di Jalur Gaza bulan lalu, kata pernyataan itu.

Setidaknya 255 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak - anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.900 lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Menurut harian bisnis Globes, perjanjian kemarin adalah kesepakatan UAV keempat yang ditandatangani IAI milik negara tahun ini.

Awal tahun ini, IAI memenangkan tender oleh European Border and Coast Guard Agency, yang dikenal sebagai Frontex, dan juga menandatangani dua kesepakatan Heron UAV lainnya di Asia. Tiga kesepakatan sebelumnya bernilai sekitar $140 juta, menurut Globes.

IAI adalah kontraktor utama untuk proyek tersebut dan muatan satelit dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Elbit Systems .

Perusahaan juga menjual senjata kepada militer Israel yang digunakan dalam serangan terhadap warga Palestina.