Find Us On Social Media :

Masih di Tengah Tuduhan Jadi Biang Kerok Virus Corona, China Kabarkan Kasus Pertama Virus Langka Ini pada Manusia

By Maymunah Nasution, Rabu, 2 Juni 2021 | 09:00 WIB

Ilustrasi varian baru mutasi ganda virus Corona B.1.617

Intisari-online.com - China melaporkan kasus virus flu burung H10N3 pada manusia, menjadi kasus pertama serangan flu burung rantai ini ke manusia.

Melansir Guardian, pria berumur 41 tahun di timur provinsi Jiangsu telah dikonfirmasi menjadi kasus pertama infeksi virus flu burung H10N3.

Saat ini pejabat kesehatan di China mengatakan risiko penularan skala besar tetap rendah.

Pria yang tinggal di kota Zhenjiang itu pergi ke rumah sakit pada 28 April setelah mengembangkan demam dan gejala lain.

Baca Juga: Xi Jinping Bisa Digulingkan Jika Teori Kebocoran Virus Corona dari Laboratorium Wuhan Terbukti Benar

Ia didiagnosa terserang virus flu burung H10N3 pada 28 Mei, papar komisi kesehatan nasional China.

Namun komisi tidak menjelaskan rincian bagaimana pria tersebut terinfeksi virus.

Kondisi pria tersebut stabil dan siap keluar dari rumah sakit.

Pengamatan medis dari kontak terdekatnya tidak temukan kasus lain.

Baca Juga: Makin Gila Kisruh AS-China, Gegara Perseteruan Asal-Usul Covid-19, China Sampai Siapkan Hulu Ledak Nuklir Persiapan Jika Perang Dengan AS Terjadi

Virus flu burung H10N3

H10N3 adalah virus dengan penyebaran yang rendah atau tidak parah, termasuk rantai virus yang ditemukan di hewan ternak, dan risiko penyebarannya dalam skala besar adalah rendah, papar komisi kesehatan.

Rantai virus ini "bukan virus yang biasa" ujar Filip Claes, koordinator wilayah laboratorium Organisasi Pertanian dan Pangan untuk Pusat Darurat Penyakit Hewan Menular, di kantor Asia Pasifik.

Hanya ada 160 isolasi virus yang dilaporkan dalam 40 tahun sampai 2018 kemarin.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India Bikin Ribuan Anak-anak Menjadi Yatim Piatu

Sebagian ditemukan di burung liar atau unggas air di Asia dan beberapa wilayah di Amerika Utara.

Belum ada yang ditemukan di ayam sejauh ini, ujar Claes.

Analisis data genetik virus akan penting untuk menentukan apakah virus tersebut merupakan virus yang sudah tua atau campuran dari virus yang berbeda-beda, tambahnya.

Banyak rantai virus berbeda ada di China dan beberapa menyebar secara sporadis ke warga, terutama bagi yang bekerja dengan hewan ternak.

Baca Juga: Pantas Saja AS Begitu Tertarik dengan Teori Covid-19 adalah Hasil Kebocoran di Laboratoirum Wuhan, Ternyata Bukti Ini Jadi Alasan AS Ngotot Selidiki Asal-muasal Covid-19

Namun belum ada jumlah infeksi manusia yang signifikan dengan flu burung sejak H7N9 membunuh 300 orang pada 2016-2017.

Tidak ada kasus infeksi manusia dengan H10N3 yang sudah dilaporkan secara global.

Sementara itu kasus Covid-19 di China sudah stabil, tapi tiba-tiba China menutup kembali sebagian kota Guangzhou.

Otoritas China di provinsi Guangdong telah membatalkan penerbangan dan mengunci wilayah tertentu atas kemungkinan masuknya varian India ke China.

Baca Juga: Tak Terima Tuduhan Intelijen AS Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan, China Malah Tuduh Covid-19 Aslinya Berasal dari Amerika, Sambil Sodorkan Bukti Ini

Provinsi Guangdong telah melaporkan angka penambahan harian kasus lokal, termasuk kasus tanpa gejala selama lebih dari seminggu sampai kasus tiba-tiba melonjak ke angka 23 Senin kemarin, termasuk tiga kasus tanpa gejala, dan 11 pada Selasanya.

Sebagian besar kasus Guandong ada di kota Guangzhou, beberapa ada di Foshan, yang memiliki populasi 7.2 juta orang.

Otoritas mengatakan semua kasus yang ditemukan adalah kasus varian India, yang kini disebut WHO sebagai varian "Delta".

"Dalam perlombaan melawan virus, kita harus lari sedikit lebih cepat daripada sebelumnya untuk memblokir penyebaran virus dan memotong rantai infeksi tepat waktu," ujar Huang Guanglie, direktur komisi kesehatan Guangzhou.

Baca Juga: Melalui Video Call, Anak-anak Ini Histeris Lihat Detik-detik Ibunya Meninggal Dunia Karena Covid-19

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini