Penulis
Intisari-Online.com - Thailand mengundang negara-negara pendiri ASEAN lainnya ketika merasakan keprihatinan terhadap kondisi organisasi kawasan Asia Tenggara di masa lalu.
Sebelum kehadiran ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), sebenarnya pernah hadir organisasi Asia Tenggara.
Namun, organisasi yang sebelumnya didirikan untuk memperkuat hubungan tetangga tak ada yang awet dan memiliki anggota yang terlampau sedikit.
Misalnya, SEATO (Southeast Asia Treaty Organization) yang sebagian besar beranggotakan negara-negara dari luar kawasan Asia Tenggara.
Juga ASA ( Association of Southeast Asia), yang berdiri pada 1961, hanya beranggotakan Thailand, Filipina, dan Federasi Malaysia.
Sementara MAPHILINDO yang didirikan pada 1963, hanya beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Dengan keprihatinan atas hal tersebut, Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman mengajak negara-negara lain untuk membentuk sebuah asosiasi yang lebih inklusif dan benar-benar mewakili Asia Tenggara.
Mereka yang diundang oleh Thanat Khoman inilah yang kemudian dikenal sebagai negara-negara pendiri ASEAN.
Mereka adalah Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura, yang masing-masing diwakili Menteri Luar Negerinya.
Bersama Thailand, keempat negara tersebut menjad 5 negara pendiri ASEAN.
Berikut ini 5 tokoh yang mewakili 5 negara tersebut:
Selain berisi deklarasi pembentukan ASEAN, dokumen yang ditandatangani kelima perwakilan negara Asia Tenggara tersebut juga menjelaskan maksud dan tujuan dari ASEAN.
Baca Juga: Hidup 420 Juta Tahun yang Lalu, Ikan Raksasa Zaman Dinosaurus Ini Masih Hidup di Madagaskar
Adapun tujuan dibentuknya ASEAN yaitu sebagai berikut:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya bersama dalam semangat kesetaraan dan kemitraan dalam rangka memperkuat fondasi bagi masyarakat Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
2. Untuk memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum dalam hubungan antar negara di kawasan dan kepatuhan pada prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
3. Untuk mempromosikan kerjasama aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, ilmiah dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk fasilitas pelatihan dan penelitian di bidang pendidikan, profesional, teknis dan administrasi.
5. Untuk bekerja sama secara lebih efektif untuk pemanfaatan yang lebih besar dari pertanian dan industri mereka, perluasan perdagangan mereka, termasuk studi tentang masalah perdagangan komoditas internasional, peningkatan fasilitas transportasi dan komunikasi mereka dan peningkatan standar hidup masyarakat mereka.
6. Untuk mempromosikan studi Asia Tenggara.
7. Untuk memelihara kerjasama yang erat dan menguntungkan dengan organisasi internasional dan regional yang ada dengan maksud dan tujuan yang sama, dan mengeksplorasi semua jalan untuk kerjasama yang lebih erat di antara mereka sendiri.
Selanjutnya, keanggotaan ASEAN pun ditingkatkan dengan mengajak negara-negara lain di Asia Tenggara untuk bergabung.
Satu per satu negara Asia Tenggara lainnya akhirnya bergabung melengkapi organisasi ini.
Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984.
Menyusul Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada 23 Juli 1997, terakhir Kamboja pada 30 April 1999.
Baca Juga: China dan Australia Siap Perang Habis-habisan, Amerika Kirim Banyak Senjata ke Negeri Kangguru
Sementara itu, hanya Papua Nugini dan Timor Leste negara di Asia Tenggara yang tidak bergabung dengan ASEAN.
Sampai saat ini, ASEAN masih beranggotakan 10 negara, meski telah mencoba melakukan penjajakan perluasan anggota kepada negara-negara tetangga di sekitar ASEAN.
Terkait Timor Leste, sebenarnya negara ini telah mengajukan permohonan untuk menjadi anggota pada 2011 silam.
Namun permohonan tersebut masih belum diterima oleh negara-negara anggota ASEAN.
Baca Juga: Masih Gagal Bergabung, Disebut 'Hanya' Ini Kunci Timor Leste untuk Tembus Jadi Anggota ASEAN
(*)