Terlepas dari niat baiknya dan meningkatnya permintaan akan barang-barang buatannya, ternyata ekspansi penjualan tidak mudah, terutama mengingat defisit bahan baku dan harga peralatan yang tinggi.
“Saya harus pergi ke kota-kota Israel untuk membeli bahan mentah, yang terkadang saya dilarang membeli atau dilarang membawa dalam jumlah besar, dan ini dapat menghambat pekerjaan saya selama berminggu-minggu,” jelasnya.
Menentang segala rintangan, wanita Palestina ini bersikeras melanjutkan proyeknya dan menyebarkan energi positif dengan mendorong lebih banyak orang untuk memakai perhiasan semacam itu.
Dia juga bercita-cita untuk menciptakan merek globalnya sendiri yang akan mendefinisikan warisan perhiasan tradisional Palestina kembali untuk mencerminkan citra berbeda dari orang-orang Palestina yang lebih memilih untuk hidup dalam stabilitas.
"Ini bukan takhayul, tapi sejarah kitalah yang harus kita banggakan dan upayakan untuk melindungi dari kepunahan," katanya. (ktw)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari