Penulis
Intisari-Online.com – Ulah junta militer, 2 presiden lengser dalam waktu 9 bulan, begini kronologi yang terjadi di Mali.
Presiden interim dan perdana menterinya mundur akibat kudeta Mali kedua, ini terjadi setelah tergulingnya kekuasaan presiden tetap pada kudeta pertama.
Presiden Interim Bah Ndaw mundur bersama PM Mali Moctar Ouane pada Rabu (26//5/2021), dua hari setelah ditahan dan dilucuti kekuasaannya oleh junta militer.
Bagaimana kronologi kudeta Mali yang kedua ini berlangsung?
Berikut ini kronologi kudeta Mali yang kedua dirangkum dari AFP.
1. Kudeta Agustus
Pada 18 Agustus 2020, kudeta Mali terjadi saat Presiden Ibrahim Boubacar digulingkan.
Demo berbulan-bulan yang dipicu dugaan korupsi, dan kegagalan milisi di negara bekas kolonial Prancis itu, membuat Boubacar turun takhta.
Kolonel Assimi Goita pada keesokan harinya diangkat sebagai pemimpin junta militer.
Kudeta yang berlangsung di negara Mali ini dikecam oleh komunitas internasional, bahkan blok ekonomi Afrika Barat ECOWAS mengancam bakal menjatuhkan sanksi.
2. Junta militer Mali tunduk pada tekanan dunia
Tunduk pada tekanan internasional, pada 12 September 2020, junta Militer berjanji mengizinkan pemerintahan sipil penuh dalam waktu 18 bulan.
Lalu pada tanggal 21 September 2020, mantan menteri pertahanan Bah Ndaw diangkat sebagai presiden sementara, dengan Kolonel Goita sebagai wakilnya.
Pemerintahan dibentuk dua minggu berikutnya dengan militer menduduki posisi-posisi kunci.
3. Penetapan tanggal pemilu
Pada 15 April, tanggal pemilihan presiden dan parlemen untuk transfer kekuasaan sipil ditetapkan selama Februari-Maret 2022.
4. Pemerintah mengundurkan diri
Karena ketidakpuasan terhadap militer terus berkembang, pemerintahan PM Mochtar Ouane mengundurkan diri pada 14 Mei.
Tak lama, dia langsung berkuasa lagi dan mencoba membentuk pemerintahan baru yang lebih beragam.
5. Kabinet baru
Pemerintahan sementara yang baru dibentuk, pada Senin (24/5/2021).
Militer Mali masih memegang banyak pos kabinet, dua pemimpin militer dari junta lama diganti di Kementerian Pertahanan dan kepolisian.
6. Tentara ikut campur lagi
Namun, pada hari itu juga Presiden Ndaw dan PM Ouane ditangkap oleh militer yang tidak senang dengan perombakan tersebut.
Kembali, komunitas internasional mengecam penahanan mereka dan menuntut pembebasan.
Kolonel Goita pada Selasa (25/5/2021) mengatakan bahwa dia mencabut kekuasaan presiden interim dan perdana menteri karena mencoba menyabotase transisi.
Goita lalu menetapkan pemilu akan diadakan tahun 2022.
7. Ancaman sanksi
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengecam kudeta Mali yang kedua, dan memperingatkan Uni Eropa dapat menjatuhkan sanksi cepat.
Inggris dan Jerman juga mendesak pembebasan segera Presiden Ndaw dan PM Ouane, sedangkan Perancis menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
8. Presiden dan PM Mali mundur
Buntut dari kudeta kedua di negara itu dalam sembilan bulan terakhir, pada Rabu (26/5/2021) Presiden sementara dan Perdana Menteri Mali memutuskan mundur.
Dua hari setelah ditahan dan dilucuti kekuasaannya oleh junta militer, PM Moctar Ouane dan Presiden Mali Bah Ndaw mengundurkan diri.
Mereka berdua sebelumnya ditugaskan untuk mengarahkan kembali ke pemerintahan sipil setelah kudeta Mali pada Agustus 2020. (Aditya Jaya Iswara) Baca Juga: Gemparkan Indonesia Kala Temui Prabowo Jelang Pilpres 2019, Inilah Wesley Clark, Jenderal NATO yang Mulutnya Bak Tempayan Bocor, Ungkap Rencana AS Kudeta 7 Negara dan Dalang Lahirnya ISIS
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari