Prancis Terancam Kudeta? Sejumlah Tentara Aktif dan Pensiunan Jenderal Tandatangani Surat Terbuka, Sebut Prancis Menuju 'Perang Saudara'

Tatik Ariyani

Penulis

Presiden Prancis Emmanuel Macron

Intisari-Online.com -Sejumlah tentara aktif dan pensiunan jenderal Prancis telah menandatangani surat terbuka.

Surat terbuka itu menyatakan bahwa Prancis menuju "perang saudara" karena ekstremisme agama.

Sekitar 1.000 prajurit pria dan wanita, termasuk sekitar 20 pensiunan jenderal, mencantumkan nama mereka di surat itu.

Baca Juga: Kapal Selam Prancis Surcouf Selama Perang Dunia II Ini Tiba-tiba Putus Komunikasi dan Hilang Secara Misterius, 130 Awak Ada di Dalamnya, Ditembak Musuh atau Ada yang Lebih Menyeramkan?

Mereka menyalahkan "kelompok fanatik" karena menciptakan perpecahan.

Mereka juga menuding bahwa Islamisme telah mengambil alih seluruh wilayah negara.

Surat itu pertama kali diterbitkan pada 21 April, bertepatan dengan peringatan 60 tahun percobaan kudeta militer di Aljir, Aljazair, yang gagal.

Surat tersebut memperingatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, kabinetnya, dan anggota parlemen atas sejumlah "bahaya mematikan" yang mengancam Prancis.

Baca Juga: Ada Tuduhan KRI Nanggala-402 Tenggelam Akibat Tembakan Nuklir dari Kapal Selam Asing Ini, TNI Langsung Beberkan Fakta Sebenarnya Soal Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Menurut surat tersebut, bahaya yang dimaksud adalah Islamisme dan kelompok banlieue, sebutan bagi orang-orang migran yang tinggal di pinggiran kota-kota Prancis.

Surat itu juga menyalahkan "anti-rasialisme tertentu" karena memecah belah komunitas, dan berusaha menciptakan "perang rasial" dengan menyerang patung dan aspek lain dari sejarah Perancis.

Orang-orang yang menandatangi surat itu juga menuduh pemerintah berusaha menggunakan polisi sebagai agen proksi dan kambing hitam.

"Tak ada waktu untuk menunda, besok perang saudara akan mengakhiri kekacauan dan kematian yang semakin meningkat ini - yang akan menjadi tanggung jawab Anda - dengan jumlah ribuan," bunyi surat itu.

BBC melaporkan, dirilisnya surat tersebut bisa saja menandakan masa-masa berbahaya.

Bahkan, dukungan yang digelorakan Marine Le Pen menandakan tema-tema itu akan terus bergema di tahun kampanye mendatang.

Baca Juga: Sudah Diperangi Sejak Lama Tapi Belum Mereda Juga, Ini Alasan KKB Papua Ternyata Sulit Sekali Diberantas, Meski Indonesia Terus Kerahkan Pasukan Militernya

Marine Le Pen adalah pemimpin kelompok sayap kanan sekaligus bakal calon presiden tahun depan.

Ia telah berbicara untuk mendukung para pensiunan jenderal yang menandatangani surat tersebut

Tentara Prancis, baik personel aktif atau cadangan, sebenarnya dilarang mengungkapkan pendapat publik tentang agama dan politik.

Melansir BBC, Rabu (28/4/2021), para menteri muak dan mengutuk surat yang diterbitkan di majalah sayap kanan tersebut.

Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly mengecam keras surat tersebut melalu Twitter.

"Dua prinsip yang tidak dapat diubah dalam memandu tindakan anggota militer sehubungan dengan politik: netralitas dan kesetiaan,” tulis Parly.

Baca Juga: Demi Bisa Masuk ke Indonesia Pria dari India Ini Nekat Sogok Petugas Bandara Pakai Uang Rp 6,5 Juta, Padahal Ini Hukuman Orang yang Datang ke Indonesia dari India

Dia sebelumnya memperingatkan bahwa para tentara yang menandatangi surat itu akan dihukum karena melanggar undang-undang yang mengharuskan mereka netral secara politik.

Parly meminta mereka yang menandatangani surat itu supaya dihukum.

Dia mencontohkan kasus mantan jenderal Legiun Asing yang dipecat dari militer karena ikut serta dalam protes terhadap para migran di Calais.

Menteri Perindustrian Prancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan kepada France Info bahwa dengan keras mengutuk para mantan jenderal yang menandatangani surat tersebut.

Dia menuding surat itu menghasut pemberontakan dan sengaja dirilis bertepatan 60 tahun percobaan kudeta militer di Aljir yang gagal.

Artikel Terkait