Find Us On Social Media :

'Ayah Saya Dibayar Perusahaan yang Menjual Senjata untuk Lawan Cucunya Sendiri di Tanah Papua', Kisah Seorang Wanita yang Ayahnya Bekerja di Perusahaan Senjata Terkaya di Dunia

By Khaerunisa, Kamis, 6 Mei 2021 | 19:20 WIB

Lober Wanggai dan Izzy Brown melakukan protes di luar kantor konsulat Indonesia.

Baca Juga: Bukan karena Murka Diberi Label Teroris, Ternyata Ini Alasan KKB Ancam Orang Jawa di Tanah Papua, Tragedi di Bumi Borneo Pemicunya

Thales beroperasi di 56 negara, dengan pendapatan pertahanan sebesar US $ 9,25 miliar pada 2019 .

Barang ekspor besar Thales Australia adalah kendaraan bersenjata Bushmaster, termasuk senjata dan persenjataan.

Pada 2013, Thales menjual tiga kendaraan Bushmaster ke Kopassus dalam kesepakatan senilai A $ 2,7 juta yang ditengahi oleh kantor penjualan militer Australia.

Pada Oktober 2016, pejabat industri pertahanan Australia dan Indonesia menandatangani perjanjian untuk memproduksi Sanca, kendaraan bersenjata yang didasarkan pada Bushmaster.

Baca Juga: Walau Para Pakar Sudah Mendesak Pemerintah Orba Agar Kurangi Penduduk Jawa di Papua, Soeharto Ngeyel Tetap Tambah Kiriman Pendatang ke Bumi Cendrawasih, Begini Kisah Suram Papua di Masa Itu

Izzy sendiri aktif dalam membela perjuangan rakyat Papua Barat. Dia mengungkapkan, selama di Papua Barat pada 2013, dia bertemu dengan puluhan aktivis, mahasiswa, dan tahanan politik.

"Seruan mereka untuk perdamaian, keadilan dan kebebasan dari pemerintahan Indonesia dengan suara bulat," katanya.

Dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap apa yang tengah dihadapi rakyat papua, terutama para wanita di sana.

Izzy ikut merasakan penderitaan para wanita papua karena anak-anaknya sendiri berdarah Papua.