Bongkar Kekejaman Israel Terhadap Rakyat Palestina, Jurnalis Ini Dijebloskan di Penjara Sampai Muntah Darah, Bahkan Diolok-olok Petugas yang Sengaja Lakukan Ini Dalam Sel

Khaerunisa

Penulis

Alaa Al-Rimawi, jurnalis Palestina yang melaporkan tentang kekejaman Israel. Kini ditahan di penjara Israel.

Intisari-Online.com - Menerbitkan berita tentang kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, kini puluhan jurnalis ditahan di penjara Israel.

Mereka ditahan hanya karena melakukan pekerjaan mereka dan meliput peristiwa yang terjadi di wilayah Tepi Barat.

Bahkan, hal memilukan terjadi pada seorang jurnalis Palestina bernama Alaa Al-Rimawi.

Al-Rimawi (34) merupakan seorang reporter dan koordinator saluran Al Jazeera Mubasher, selain menjalankan perusahaan media.

Baca Juga: Berkedok Sebuah Resort yang Bisa Menarik Wisatawan Asing, Ternyata Tempat Rekreasi Pantai Ini Sebenarnya Dijalankan Mata-mata Israel, Tujuannya Mengejutkan

Melansir middleeastmonitor.com (MEMO), Al-Rimawi telah menghabiskan sekitar sepuluh tahun delapan bulan di penjara Israel.

Terakhir kali dia ditangkap yaitu pada 2018, karena kiprahnya di media.

Al-Rimawi yang merupakan direktur TV Al-Quds di Tepi Barat ditangkap bersama beberapa wartawan yang bekerja dengannya.

Saat penangkapannya, pasukan Israel menyerbu markas saluran tersebut.

Mereka menyita semua perangkat yang terkait dengan pekerjaannya, termasuk kamera, alat perekam, dan lainnya.

Baca Juga: Israel Digembor-gemborkan Sebagai Negara Paling Sukses Redam Covid-19, Hanya Punya 13 Kasus Terencah Dalam 14 Bulan, Terungkap Ini Rahasianya

Menurut istri Al-Rimawi, Maymouna Afana, penangkapan suaminya itu terkait dengan pemilihan umum Palestina.

Al-Rimawi saat itu mempresentasikan program di saluran J-Media yang disebut "Palestine Elects", di mana dia menjadi tuan rumah calon kandidat pemilihan umum tersebut.

Maymouna menjelaskan bahwa banyak kandidat yang dia wawancarai menjadi sasaran atau ditangkap.

"Otoritas pendudukan Israel percaya bahwa Alaa dapat mempengaruhi opini publik pada periode sensitif pemilihan Palestina ini," kata Maymouna.

Baca Juga: Bukan Hanya India Saja yang Dilanda Badai Covid-19, Beberapa Negara-Negara di Asia Tenggara Ini Ternyata Juga Terancam Terkena 'Tsunami' Covid-19

Sementara menurut pengacara Al-Rimawi, semua interogasi yang dilakukan bersamanya adalah tentang pekerjaan jurnalistiknya dengan Al-Jazeera TV dan manajemennya di saluran media J-Media .

"Jurnalis tidak boleh dituntut karena melakukan pekerjaan mereka dan meliput peristiwa yang terjadi di Tepi Barat dan pelanggaran Israel atas hak-hak rakyat Palestina.

"Jurnalis harus memiliki kebebasan berekspresi dan kebebasan untuk melaporkan berita tanpa bahaya atau penganiayaan, "ungkap Maymouna.

Saat ini Al-Rimawi ditahan di penjara Ofer. Dia telah diisolasi dari tahanan lainnya karena mogok makan dan ditempatkan di sel isolasi.

Baca Juga: Pernah Menyusup ke Penjara di Jakarta, Inilah Kirsty Sword Mantan Istri Xanana Gusmao yang Ternyata Merupakan Agen Mata-Mata Timor Leste, Kisah Cintanya Bermula dari Penjara

Dilaporkan, Al-Rimawi memulai mogok makan setelah dua belas angkatan bersenjata Israel menggerebek rumahnya pada 21 April 2021, di Ramallah setelah tengah malam, menyita ponselnya dan menangkapnya di depan anak-anaknya.

Ketika itu, Al-Rimawi telah bertekad untuk melakukan mogok makan sebagai bentuk protes penangkapannga sebagai jurnalis.

"Alaa mengatakan kepada saya ketika mereka menangkapnya bahwa dia akan segera melakukan mogok makan untuk memprotes penangkapannya sebagai jurnalis, karena itu adalah pelanggaran mencolok terhadap hak-hak jurnalis yang dijamin oleh konvensi internasional," kata Maymouna kepada MEMO.

Sementara itu, terkait kondisi terbarunya, jurnalis Palestina tersebut mengalami muntah darah akibat mogok makan yang dijalankannya.

Baca Juga: Pernah Menyusup ke Penjara di Jakarta, Inilah Kirsty Sword Mantan Istri Xanana Gusmao yang Ternyata Merupakan Agen Mata-Mata Timor Leste, Kisah Cintanya Bermula dari Penjara

Al-Rimawi pun sampai dibawa ke rumah sakit, ungkap Maymouna, yang mendapatkan kabar terbaru suaminya hanya dari pengacara Al-Rimawi.

"Alaa mengatakan kepada pengacaranya dalam panggilan teleponnya bahwa dia muntah darah akibat mogok makan, dan dia dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa," kata Maymouna kepada MEMO.

Dalam persidangan terakhirnya pekan lalu, Al-Rimawi dipindahkan ke tahanan administratif.

Penahanan administratif adalah penahanan sewenang-wenang di mana warga Palestina ditahan di balik jeruji besi tanpa dakwaan apa pun, dan penahanan mereka dapat diperpanjang tanpa batas untuk jangka waktu tiga atau enam bulan.

Baca Juga: Radikal Bebas Menghantui, Virus Bertebaran, Saatnya Tingkatkan Asupan Vitamin C!

Mohammed Ateeq, seorang jurnalis foto dari kota Jenin di Tepu Barat Utara, yang juga sempat ditahan oleh Israel mengaku sempat bertemu dengan Al-Rimawi di penjara Ofer sebelum dipindahkan ke sel isolasi.

Mohammed Ateeq sendiri ditangkap saat dalam perjalanan ke shalat Jumat kedua Ramadhan di Masjid Al-Aqsa.

Penangkapannya dilakukan dengan dalih bahwa dia tidak memiliki izin dari otoritas Israel untuk masuk ke Yerusalem.

Ateeq mengungkapkan bagaimana kondisi Al-Rimawi yang dilihatnya.

Baca Juga: Weton yang Sebaiknya Dihindari oleh Anda yang Nyaman dengan Rutinitas, Orang-orang dengan Weton Ini Biasanya Punya Sifat Sebaliknya!

Kepada MEMO, dia mengatakan bahwa kondisi Al-Rimawi di tahanan begitu direndahkan.

Al-Rimawi menceritakan kepada Ateeq bagaimana perlakukan para petugas Israel terhadap dirinya.

"Saya diserang dan dihina secara verbal oleh petugas Israel, dan mereka mengadakan barbekyu di dalam sel saya dan memberi saya banyak makanan untuk menghentikan aksi mogok makan saya.

"Mereka meludahi saya dan mempermalukan saya untuk memaksa saya makan," tutur Al-Rimawi kepada Ateeq.

Baca Juga: Perayaannya di Israel Baru-baru Ini Berakhir Tragedi, Inilah Festival Lag B'Omer Yahudi, Biasanya Jadi Hari Bahagia Pasangan hingga Para Orangtua

Ateeq menambahkan bahwa kesehatan Al-Rimawi sedang memburuk dan dia menderita berbagai gangguan kesehatan.

"Sariawan, pusing, tidak bisa berjalan dengan baik, kencing darah dan muntah darah," katanya.

Meski dengan kondisi yang demikian, dikatakan Al-Rimawi meyakinkan Ateeq bahwa dia akan melanjutkan pemogokannya sampai dibebaskan.

"Ada pendekatan sistematis untuk menangkap jurnalis, membungkam suara mereka dan menutup mata. Pendudukan sekarang takut pada kata kebenaran dan kekuatan narasi Palestina," tegas Ateeq.

Baca Juga: 'Lebih Buruk Daripada Israel,' Kampanye Militer Bonaparte yang Berdarah-darah di Palestina dan Mesir 2 Abad Lalu hingga Timbulkan 3.000 Korban Masih Sensitif sampai Sekarang

(*)

Artikel Terkait