Mantan pejuang perlawanan dan generasi baru wanita Timor Leste masih harus menghadapi tantangan tersebut setelah kemerdekaan.
Wanita yang menggunakan dana pensiun pemerintah yang diterimanya selama bertahun-tahun di hutan untuk membuat jaringan sekolah di dekat rumahnya di luar ibu kota Timor Leste ini menyadari pentingnya pendidikan untuk generasi muda.
“Saya tahu pendidikan penting untuk memberikan kesempatan terbaik bagi generasi berikutnya,” katanya, meskipun dia sendiri tidak menerima pendidikan formal.
Beberapa sekolah telah dimasukkan ke dalam sistem pendidikan umum negara itu.
Dilaporkan The Guardian, Timor Leste penuh dengan cerita tentang para wanita yang menipu tentara Indonesia, mencuri senjata atau persediaan mereka dan memberikannya kepada para pejuang kemerdekaan.
Di sisi lain, Timor-Leste juga penuh dengan cerita, yang sering kali dirahasiakan, tentang kekerasan yang meluas dan pelecehan seksual yang dialami perempuan di tangan militer Indonesia atau milisi paramiliter.
Sejauh ini, pemerintah telah melaksanakan program yang kuat yaitu mendistribusikan pembayaran pensiun kepada para veteran perjuangan bersenjata, tetapi klandestino, di Timor Leste umumnya wanita, tidak mendapatkan pembayaran seperti itu.
Klandestino merupakan jaringan informan yang menyamar dan bertanggung jawab menyelundupkan persediaan, obat-obatan, persenjataan, dan informasi ke garis depan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini