India Makin Kacau, Bukannya Makin Surut Covid-19 Malah Makin Menggila, Dokter di India Sampai Prediksi Dalam 2 Minggu Ke Depan India Bakal Menjadi 'Neraka' Ini Penyebabnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Petugas kesehatan di India melakukan kremasi pada jenazah.
Petugas kesehatan di India melakukan kremasi pada jenazah.

Intisari-online.com - Kasus Covid-19 di India bukannya makin mereda justru makin menggila.

Saat ini tak ada ruang tersida di rumah sakit Covid-19 karena peningkatan eksponensial dalam jumlah kasusnya.

Para dokter di Delhi memperingatkan, kondisinya bisa lebih buruk daripada itu.

Menurut Sky News, pada Rabu (28/4/21), dokter India sampai memperingatkan dalam 2 minggu ke depan, India bisa menjadi neraka.

Baca Juga: Ancaman Iran di Timur Tengah, Negeri Para Mullah Ini Punya Ribuan Pejuang yang Dibagi Jadi 4 dengan Misi Khususnya Masing-masing, Termasuk Menguras Energi dan Materi AS dengan Cara Tak Terduga Ini

Sky News menjelaskan, epidemi Covid-19 di India sangat mengerikan.

Banyak pasien sekarat di luar rumah sakit karena kekurangan tempat tidur dan oksigen.

Manajer menganggap tabung oksigen saat ini sama berharganya dengan emas.

Sementara, pemerintah mengimbau masyarakat tidak panik dan kini negara-negara lain sedang mentransfer lebih banyak pasokan medis.

Baca Juga: Saking Amburadulnya Kondisi di India Akibat Covid-19, Ambulans Bobrok Sampai Digunakan Untuk Membawa Mayat Pasien Covid-19, Jenazahnya Malah Terjatuh di Jalanan

Para dokter mengatakan, mereka sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk dalam 2 minggu ke dapan.

"Situasi saat ini sangat kritis. Ini adalah penyebaran terburuk yang pernah kami lihat, sejauh ini. Dua minggu ke depan akan menjadi 'neraka' bagi kami," kata Dr. Shaarang Sachdev, yang bekerja di rumah sakit perawatan kesehatan khusus Aakash.

Sachdev membawa reporter ke ruang gawat darurat, di mana biasanya hanya cukup untuk 3 pasien, tapi sekarang ada 7-8 pasien.

"Pasien wanita ini harus berada di unit perawatan intensif (ICU)," kata Dr. Sachdev, menunjuk seorang wanita muda yang bernapas dengan mesin.

"Dia sudah di sini selama 2 hari sekarang karena tidak ada tempat tidur di ICU," katanya.

Dokter sering bekerja secara bergiliran. Beberapa memiliki anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19 juga berada di rumah sakit tempat mereka bekerja.

Baca Juga: Bak Roket Meluncur dengan Kecepatan Tinggi, Demikian Lonjakan Kasus Covid-19 di India Hingga Harus Lakukan Ini untuk Bisa Digunakan dalam Upacara Kremasi

"Kami bahkan tidak sempat mengunjungi mereka meski mereka di rumah sakit tempat kami bekerja. Mereka kelelahan fisik dan mental. Banyak orang juga yang marah," kata dokter tersebut.

Dr Aashish Chaudhry, direktur eksekutif Rumah Sakit Aakash, mengatakan dia harus bangun beberapa kali setiap malam untuk memeriksa pasokan oksigen rumah sakit, untuk mencari persediaan secara online untuk dibeli.

"Saya membeli oksigen dengan nilai tukar emas sekarang," kata Dr. Chaudhry.

"Situasinya semakin buruk pada tingkat itu dan penjualan oksigen di pasar gelap sangat menarik. Vaksinasi remdesivir, biasanya berharga 2.000-4.000 rupee tetapi Sekarang, orang membelinya 10 kali, sekitar 40.000 rupee. Ini seharusnya tidak terjadi," katanya.

Statistik jumlah infeksi dan kematian Covid-19 di India cenderung meningkat pesat, dengan catatan jumlah infeksi baru per hari dicatat selama beberapa hari berturut-turut.

India saat ini adalah negara dengan jumlah infeksi Covid-19 terbesar ke-2 di dunia dan ke-4 tertinggi di dunia, dengan lebih dari 195.000.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Nyaris Kolaps, Setiap 4 Menit Satu Pasien Covid-19 di India MeninggalDunia, Keluarga yang Putus Asa Terpaksa KremasiJenazah diHalaman Rumah

Banyak ahli percaya bahwa angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak kasus yang belum tercatat karena rumah sakit tidak memiliki cukup ruang.

Rasa sakit, panik, ketakutan menyelimuti orang-orang India, sistem kesehatan, para dokter dan dokter.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak kematian di ICU kami," kata Dr Piush Girdar, yang bekerja di sektor perawatan intensif.

"Setiap hari, saya mendapat 50 telepon untuk menanyakan pertanyaan tentang obat-obatan, tempat tidur, silinder. Kami masih kekurangan banyak hal dan pasien sekarat," jelasnya.

Artikel Terkait