Find Us On Social Media :

Sejarah Timor Leste Penuh Pertempuran, Bagi Wanita Timor Leste Kemerdekaan Tak Menghentikan Penderitaan Mereka, Mantan Gerilyawan Wanita: 'Kekerasan Tidak Meninggalkan Rumah Kami'

By Khaerunisa, Rabu, 28 April 2021 | 19:15 WIB

Ilustrasi korban kekerasan

Baca Juga: Kini Sejumlah Konflik di Dunia Semakin Menggemakan Mimpi Buruk Perang Besar-besaran, Begini Prediksi Perang Dunia III yang Muncul 6 Tahun Lalu

Melansir The Guardian (29/12/2017), Madalena Vidal Soares, sosok wanita yang bergabung dengan gerakan perlawanan bersenjata tidak lama setelah Indonesia menginvasi negaranya pada tahun 1975, membeberkan apa yang dihadapi wanita Timor Leste setelah kemerdekaan tanah airnya.

Terbentuknya negara baru yang merdeka tidak secara otomatis mengarah pada pembebasan perempuan.

"Lima belas tahun kemudian, masih banyak perjuangan yang harus dilakukan," katanya

“Beberapa hal jauh lebih baik dari sebelumnya, tetapi beberapa masalah serius tetap ada. Kekerasan tidak meninggalkan rumah kami, misalnya, ”kata Soares.

Baca Juga: Kini Mengemis pada Jokowi untuk Tak Diserang, Dua Tahun Lalu OPM Pernah Memohon-mohon pada Warganet Indonesia, Gara-gara Postingan Ini

Wanita menghadapi tantangan serius. Terungkap antara 40% dan 60% perempuan Timor Leste pernah mengalami beberapa jenis kekerasan.

Hanya 21% perempuan dalam angkatan kerja, dibandingkan dengan 40% laki-laki, dan mereka hanya memimpin 5% dari dewan desa di negara tersebut, dikutip The Guardian.

Sementara perempuan dijamin hak milik penuh oleh hukum, tapi dalam praktiknya masyarakat mendikte bahwa tanah dikuasai oleh laki-laki. Dan perempuan bisa kehilangan hak de facto jika suaminya meninggal atau pernikahannya berakhir.

Tunjangan pemerintah yang diberikan atas pengorbanan yang dilakukan selama perjuangan kemerdekaan sebagian besar diberikan kepada laki-laki, padahal kontribusi perempuan sangat mendasar.