Find Us On Social Media :

Kini Mengemis pada Jokowi untuk Tak Diserang, Dua Tahun Lalu OPM Pernah Memohon-mohon pada Warganet Indonesia, Gara-gara Postingan Ini

By Ade S, Rabu, 28 April 2021 | 16:30 WIB

KKB Papua

Intisari-Online.com - Gugurnya Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha setelah ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Papua, Minggu (25/4/2021), telah membuat suasana di Bumi Cenderawasih semakin menegang.

Terutama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung memerintahkan aksi militer kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto demi memburu seluruh anggota KKB.

"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk terus mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB," tutur Jokowi dalam keterangan pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4/2021).

"Saya tegaskan tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air," ujar Jokowi.

Baca Juga: Salah Satunya Disebut Sudah Lama Punah, Inilah Bedanya OPM dan KKB Versi Tokoh Papua, Salah Satunya Paling Agresif karena Dipimpin oleh Sosok Penantang TNI-Polri

Perintah Jokowi tersebut langsung disambut oleh Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Achmad Riad tentang kesiapan mereka.

 "Intinya, kami (TNI) siap untuk menangkap seluruh anggota KKB. Kami menunggu keputusan politik Presiden Jokowi selanjutnya," ujar Achmad seperti dilansir Antara (27/4/2021).

Namun, siapa sangka, KKB Papua yang selama ini berani bertindak beringas termasuk saat aksinya memicu gugurnya Kabinda Papua, ternyata malah melempem seiring turunnya perintah dari Jokowi.

Melalui sebuah surat, mereka memohon Jokowi untuk tidak melakukan operasi militer di tanah Papua.

Baca Juga: Tindakannya Dinilai Sudah Keterlaluan Sampai Presiden Jokowi Perintahkan Tumpas Habis KKB Papua, Benny Wenda Malah Mencak-mencak Kirim Surat Buat Indonesia, Singgung Penjajahan, Ini Isinya...

Mereka memohon pemerintah Indonesia lebih menyelesaikan masalah di Papua melalui meja perundingan.

Ketentuan dan aturan internasional menjadi dalih mereka agar Jokowi mengurungkan niatnya memerintahkan operasi besar-besaran di Papua.

Tentu saja hal ini terasa janggal mengingat bahwa selama ini KKB justru bertindak sangat beringas.

Baca Juga: Tak Tahan Hidup Sebagai Anggota KKB Papua, Mantan Anggota KKB Ini Pilih Tobat dan Kembali Ke NKRI, Bocorkan Hal Ini Jadi Alasanya Pilih Tinggalkan KKB Papua

Sebelum membunuh Kabinda Papua, beberapa waktu lalu KKB baru saja membakar beberapa sekolah bahkan membunuh salah satu guru di sekolah tersebut.

Melempemnya sikap KKB Papua pernah terjadi pada 2019 saat akun Facebook mereka dihujani komentar dari para warganet Indonesia.

 

Kala itu, sebuah unggahan dari akun Facebook TPNPB ramai diperbincangkan di jagat media sosial Indonesia.

Dalam unggahan tersebut, seorang anggota KKB Papua yang mengenalkan dirinya sebagai Brigjen Aub Waker melontarkan ancaman.

Baca Juga: Tindakannya Dinilai Keterlaluan, Sampai Ada Perintah Penumpasan Habis KKB Papua, Ternyata Amnesty International Sempat Merespon Pernyataan Itu Disebut Malah Melanggar Hukum Internasional

Ayub mengklaim KKB Papua sedang bersiap-siap untuk menyerang PT Freeport Indonesia dengan persenjatan canggih.

Namun, siapa sangka ancaman tersebut pada akhirnya tidak pernah dilakukan oleh KKB Papua.

Penyebabnya bukan karena peran pemerintah atau militer Indonesia, melainkan disebabkan oleh komentar warganet Indonesia.

Berbagai ancaman, kecaman, dan cacian dari wargenet Indonesia bertubi-tubi muncul dalam kolom komentar akun Facebook KKB Papua tersebut.

Saking banyaknya komentar negatif yang bermunculan, akun Facebook KKB Papua sampai memohon untuk berhenti menyerang akun mereka.

"TPNPBNews Admin would like to advise all members, supporters and Indonesian citizen please kindly to avoid negative attacks one and other on your conversation. We are all peace and justice fighters. Thank you," demikian tulis akun tersebut

Sayangnya, seperti pernah dilaporkan oleh Microsoft lewat penelitian mereka, warganet Indonesia paling beringas se-Asia Tenggara.

Permohonan akun KKB Papua tersebut malah kembali disambut dengan berbagai ancaman dan cacian dari warganet Indonesia.

Baca Juga: Berhadapan dengan 14.000 Pasukan KKB, Ternyata Jenderal TNI Era Soeharto Ini Pernah Membuat KKB Menyerah hingga Pilih Kembali ke NKRI, Hanya Bermodalkan Taktik Ini

Berikut berapa dari komentar dari unggahan akun Facebook KKB Papua yang saat berita ini diturunkan sudah dihapus:

@Mas Blangkon: "Baru bagaimana.... Admin sendiri provokatornya."

@Meurah Gayo Zairusdin: "Anda yang selalu provokatif."

@Awal Galir "mau membela lagi.... sadarlah...kalian juga itu adalah warga negara indonesia... ngapain mau memberontak... berfikir itu pakai otak jangan pakai dengkul!"

Baca Juga: Kepala BIN Papua Ditembak KKB, Terungkap Kehidupan Menjadi Agen yang Serba Misterius, 'Jika Berhasil Tidak Dipuji, Jika Gagal Dicaci Maki'