Intisari-Online.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua merupakan kelompok separatis yang sudah sejak lama getol beraksi demi melepaskan wilayah Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam beberapa minggu ini, teror KKB Papua kembali meningkat dengan menimbulkan sejumlah korban, termasuk tewasnya guru di Kabupaten Puncak Papua.
Selain itu, mengutip Kompas TV (20/4/2021), seorang pedagang bakso di Pasar Yokatapa, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, juga mengalami luka diduga akibat dibacok anggota KKB.
KKB sendiri merupakan gerakan separatis di Papua yang biasanya bergerak dengan membawa bendera bintang kejora.
Bendera tersebut merupakan bendera yang identik dengan Organisasi Papua Merdeka, namun juga sering dibawa oleh KKB Papua.
Menjadi lambang kelompok separatis di Papua, ternyata seperti ini asal-usul bendera bergambar bintang kejora tersebut.
Melansir Tribunnewswiki, Bintang kejora pernah digunakan oleh Nugini Belanda ketika di bawah pemerintahan Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNTEA). Ini terjadi mulai 1 Desember 1961 sampai 1 Oktober 1962.
Berkaitan dengan Belanda, warna bendera bergambar bintang kejora Papua juga punya kemiripan warna dengan bendera Belanda.
Baca Juga: Cara Anti Repot Keluarkan Suban dari Kaki, Mari Kita Coba Caranya
Bendera Bintang Kejora menyadur warna Merah Putih Biru dari bendera Belanda dan ditambahi dengan bintang kejora.
Selain itu, bintang kejora juga pernah dipakai sebagai panji-panji sebuah klub sepak bola Belanda di Port Numbay (Jayapura).
Bendera Bintang Kejora itu dibuat oleh Belanda pada 1961. Kemudian, diklaim OPM sebagai perlambangan budaya asli mereka.
Bendera Bintang Kejora terdiri atas sebuah bintang putih berlatar belakang merah dengan strip horizontal tujuh garis biru dan enam garis putih.
Baca Juga: Atasi Hidung Tersumbat, Obat Rumahan dari Kunyit Hingga Bawang Putih
Bendera Bintang Kejora yang jadi simbol gerakan separatis Papua tersebut punya maknasebagai bintang fajar atau bintang yang muncul di langit pada subuh sebelum matahari terbit.
Sama seperti penyebutan lain untuk bendera tersebut, yaituBendera Bintang Fajar (Morning Star Flag).
Makna filosofis dari bendera ini seperti halnya keistimewaan Bintang Kejora sendiri, yaitu biasanya menjadi penuntun navigasi bagi para nelayan di tengah laut.
Selain itu, ada yang mengartikan makna Bendera Bintang kejora dengan mengaitkannya padamitos Manarmakeri dari Biak.
Manarmakeri kala itu menderita penyakit kucil yang membuatnya dikucilkan di kampungnya.
Ia kemudian bertemu dengan Sampari (bintang fajar/bintang kejora) yang kemudian menyembuhkan penyakit Manarmakeri.
Selain itu, kesaktian Sampari juga berhubungan dengan Koreri, keadaan hidup sejahtera dan abadi.
Sehingga bintang kejora dianggap sebagai simbol kesejahteraan.
Adapun tokoh di balik penciptaan bendera tersebutadalahNicolaas Jouwe,salah seorangeliteterdidik Papua.
Bendera Bintang Kejora ini rutin ditampilkan oleh penduduk bersama simbol lain dari Kesatuan Papua.
Seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara.
Selain OPM, adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang merupakan sayap militer dari OPM.
Upaya Deklarasi Negara Papua Barat Disebut Tak Ubahnya Membangun Negara Ilusi
Pada Desember 2020 lalu, Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda, membuat pengumuman deklarasi negara Papua Barat.
Benny Wenda juga mendeklarasikan diri menjadi presiden sementara Papua Barat mulai 1 Desember 2020, seraya menolak segala aturan dan kebijakan dari pemerintah Indonesia.
Hal tu pun memancing reaksi keras dari pemerintah dan MPR RI yang menilainya sebagai perbuatan makar.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam konferensi pers menyatakan tindakan Benny Wenda sangat menganggu.
Karena itu, pemerintah wajib mengambil tindakan tegas dan terukur dengan mengerahkan aparat penegak hukum.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut langkah Benny Wenda mendeklarasikan negara Papua Barat tak ubahnya tengah membangun negara ilusi.
"Menurut kami, Benny Wenda ini membuat negara ilusi. Negara yang tidak ada dalam faktanya," kata Mahfud.
Menurutnya, deklarasi berdirinya negara yang diprakarsai Benny Wenda tak memenuhi syarat.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari