Negara itu sendiri, seperti diingatkan pejabat senior dari pemerintahannya, masih berada di ‘ujung depan’ krisis.
Sekitar 70 ton oksigen dari negara bagian timur, dibawa dengan kereta “Oxygen Express” pertama bertolak ke New Delhi.
Namun, krisis belum mereda di kota dengan jumlah penduduk 20 juta oran gitu, yang menjadi episentrum gelombang infeksi paling mematikan di dunia.
"Gelombang saat ini sangat berbahaya dan menular dan rumah sakit kelebihan beban," kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal seperti yang dilansir Reuters.
Tambahnya, untuk mengatasinya, area publik yang luas di ibukota akan diubah menjadi rumah sakit perawatan kritis.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih mengupayakan mengirimkan 4.000 konsentrator oksigen ke India.
Bahkan dua produsen vaksi AS telah menawarkan dukungan kepada negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu.
Gilead Sciences mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan memberi India setidaknya 450.000 botol obat antiviral remdesivir.
Bahkan Merck & Co mengatakan bahwa pihaknya bermitra dengan lima produsen obat generik India untuk memperluas produksi dan akses ke molnupiravir obat Covid-19 eksperimental. (Barratut Taqiyyah Rafie)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari