Find Us On Social Media :

Bak Miliki Makna Tersembunyi, Media Asing Soroti Awak Kapal KRI Nanggala-402 yang Tanpa Sadar Nyanyikan Lagu 'Perpisahan', Penyanyi Aslinya Sampai Komentar Begini, 'Saya Sedikit Banyak Takut'

By Mentari DP, Rabu, 28 April 2021 | 09:10 WIB

Para awak kapal selam KRI Nanggala-402 menyanyikan lagu berjudul

Intisari-Online.com - Di dalam dek kapal selam mereka, para awak kapal selam KRI Nanggala-402 berkerumun dan menyanyikan lagu pop berjudul "Sampai Jumpa".

Dengan gitar, beberapa pelaut Indonesia itu bernyanyi dengan gembira.

Tidak pernah ada yang tahu bahwa beberapa minggu kemudian, sebagian besar dari mereka dnyatakan gugur tak lama setelah kapal selam KRI Nanggala-402 dikonfirmasi tenggelam di Perairan Bali pada Minggu (25/4/2021).

Baca Juga: Kini Hanya Punya 4 Kapal Selam Setelah KRI Nanggala-402 Tenggelam, Ternyata Militer Indonesia Sudah Niat Beli 3 Kapal Selam Canggih Ini, Nyaris Gunakan 1/8 Anggaran Pertahanan!

TNI AL Indonesia mengonfirmasi ke-53 awak KRI Nanggala-402 dikonfirmasi gugur setelah kapal itu hilang pada Rabu (21/4/2021).

Hampir empat hari dilakukan pencarian, bangkai kapal selam itu ditemukan di kedalaman 838 meter dalam kondisi terbelah menjadi tiga bagian.

Kini, video nyanyian para awak kapal selam KRI Nanggala-402 itu viral di media sosial Indonesia.

Jika daratan tak menjadi tempat kau kembali, maka surga jadi tempat kau berpulang,” tulis band Endank Soekamti, yang menyanyikan lagu tersebut, di akun Instagram pribadinya.

Video itu menjadi viral setelah Angkatan Laut Indonesia merilisnya pada hari Senin (26/4/2021).

Letkol Djawara Whimbo, juru bicara militer Indonesia, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (27/4/2021) bahwa video tersebut telah direkam bulan lalu untuk menghormati komandan armada kapal selam angkatan laut yang akan keluar.

Baca Juga: Bisa Jadi Alternatif Pengganti KRI Nanggala-402 yang Tenggelam, Inilah 3 Deretan Kapal Selam Paling Canggih dan Paling Merusak di Dunia

Tidak heran jika video itu menjadi viral. Karena video itu memang telah membuat banyak orang terkejut.

Ini karena lirik lagu itu baknya menggambarkan 'perpisahan'. Terdengar sangat pedih setelah kecelakaan itu terjadi.

Bahkan beberapa netizen berspekulasi bahwa para pelaut itu memiliki "firasat" tentang kecelakaan yang mengancam nyawa mereka dan bernyanyi tentang nasib mereka sendiri.

Kolonel Whimbo mengatakan itu adalah cerminan dari "cocoklogi", frasa Bahasa Indonesia yang merujuk pada sikap menyimpulkan sesuatu dari beberapa hal yang dianggap memiliki kemiripan.

Media asing, salah satunya nytimes.com menuliskan artikelnya pada Rabu (28/4/2021), dengan menyebut warga Indonesia, yang mayoritas Muslim, dari desa terpencil hingga politisi senior, sering kali mengandalkan keyakinan dan takhayul untuk memahami peristiwa terkini.

Jadi frasa "cocoklogi" atau memiliki "firasat" tidak asing muncul jika ada tragedi menimpa Indonesia.

Seperti bencana alam, gempa, hingga kejadian lainnya.

Untuk tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 sendiri, sudah banyak negara lain yang membantu proses pencarian.

Amerika Serikat (AS), India, Malaysia, Australia, dan Singapura datang untuk  membantu TNI AL mencari kapal selam berusia 44 tahun tersebut di Laut Bali.

Selama beberapa hari, para ahli Angkatan Laut khawatir kapal selam itu mungkin kehabisan oksigen.

Kemudian Angkatan Laut mengkonfirmasi pada akhir pekan bahwa kapal itu telah terbelah menjadi tiga bagian dan tenggelam ke dasar laut yang dalam.

Selain itu, di lokasi kecelakaan ditemukan baju keselamatan berwarna orange yang compang-camping.

Baca Juga: Jauh Sebelum Tenggelam di Perairan Bali, Komandan KRI Nanggala-402 Sempat Singgung Banyak Hal, Jadi PR Besar Pemerintah dan TNI, Hingga Menham Prabowo Janjikan Hal Ini

Lagu yang dinyanyikan para pelaut bulan lalu itu berjudul "Sampai Jumpa" dan memang memiliki cerita unik di baliknya.

Musisi Erix Soekamti mengatakan bahwa dia dan rekan bandnya menulisnya sekitar enam tahun yang lalu di sebuah pulau terpencil di timur Bali.

Itu sebagai penghormatan kepada orang-orang lokal yang mereka temui selama sesi rekaman selama sebulan.

"Lagu itu dimaksudkan untuk menyampaikan optimisme," kata Erix Soekamti.

Tetapi perlahan-lahan dikaitkan dengan kehilangan, kesialan, dan kematian.

Beberapa tahun lalu, katanya, penonton pertandingan sepak bola Indonesia menyanyikannya setelah kiper salah satu tim tewas pada pertandingan sebelumnya.

“Kemudian menjadi lagu pecundang,” katanya.

“Sekarang, saat tim kalah, lagu itu akan dinyanyikan.”

Oleh karenanya, Erix Soekamti mengatakan bandnya sekarang menghindari memainkannya dan baru-baru ini menolak untuk memasukkannya ke dalam album live yang akan datang.

“Saya sedih dan sedikit banyak takut," tutup Erix Soekamti.

Baca Juga: Keluarga 53 Prajurit yang Gugur Minta Kapal KRI Nanggala-402 Bisa Diangkat, KSAL: Walau Dalam, Kami Akan Berusaha, Ternyata Begini Cara Mengangkat Bangkai Kapal Selam