Find Us On Social Media :

Bahkan Ahli Pun Sampai Bingung, Simbol Umat Kristen dan Islam Ditemukan Terkubur di Dalam Bangkai Kapal Abad ke-7 Ini, Pas Dibongkar Banyak Barang Unik Lainnya Juga Muncul

By Mentari DP, Rabu, 12 Mei 2021 | 20:00 WIB

Bangkai kapal Kibbutz Maʻagan Mikhael B.

Intisari-Online.com - Pada tahun 2005, sebuah kapal abad ke-7 yang terawat dengan sangat baik, Kibbutz Maʻagan Mikhael B, ditemukan sekitar 300 kaki di lepas pantai Israel oleh penyelam rekreasi.

Menariknya, ada aspek yang tidak biasa yang ditemukan dari kapal ini.

Dilansir dari thevintagenews.com pada Rabu (12/5/2021), ternyata kapal itu membawa artefak yang diidentifikasi sebagai simbol umat Kristen dan Muslim karena desain mereka.

Baca Juga: Dicap Saling Bermusuhan, Nyatanya Para Umat Muslim Bersatu untuk Selamatkan Orang Yahudi Selama Pembantaian Holocaust, 'Tanpanya, Aku dan Ibuku Bisa Langsung Terbunuh'

Kapal juga membawa jenis amphora (sejenis wadah keramik berbentuk vas dengan dua pegangan dan bagian leher yang panjang yang lebih sempit dari bagian badannya) yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Setelah penemuan awal, kapal tidak segera disurvei dan terkubur di bawah pasir selama 10 tahun.

Tim dari Leon Recanati Institute for Maritime Studies dan Drs. Ole Grøn dan Lars Boldreel dari University of Copenhagen di Denmark melakukan survei profiler bawah air dan water-jetting.

Dan berhasil menemukan kembali kapal tersebut.

Lalu dimulailah penggalian bawah air Kibbutz Maʻagan Mikhael B pada Mei dan Desember 2016 dan September 2017 oleh Leon Recanati Institute for Maritime Studies dari Universitas Haifa.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara dengan Pengaruh Komunis Kuat, Ternyata Sejarah Islam di China Malah Sudah Berkembang Jauh Sebelum Terkena Pengaruh Komunis

Hasilnya di sepanjang area, ditemukan barang pecah belah, koin, batu bata, batu, keramik, sisa-sisa makanan, tali, dan tulang binatang.

Namun tidak aidak ada tulang manusia yang ditemukan dan diasumsikan karena kapal sangat dekat dengan daratan, sehingga awak kapal langsung berenang ke pantai.

Konstruksi kapal sebagian besar terbuat dari kenari hitam, kayu pinus Aleppo dan kayu Ilex disatukan dengan paku besi yang menggantikan paku-paku tembaga sekitar abad ke-3 hingga ke-5 Masehi.

Bahan makanan yang ditemukan berasal dari makanan yang umum di Mediterania: biji zaitun yang diawetkan, kenari, biji anggur, batu persik, polong karob, dan biji kerucut pinus dari pinus payung.

Dari gelas dan koin, leher panjang botol kaca berwarna aqua dengan pinggiran bundar mirip vas dan tujuh koin paduan tembaga ditemukan di bagian barat laut bangkai kapal.

Sebagian besar terlalu berkarat untuk diidentifikasi.

Tetapi empat ditemukan untuk menampilkan potret Konstantinus menurut sebuah makalah yang ditulis oleh Maayan Cohen dan Deborah Cvikel di onlinelibrary.wiley.com.

Juga ditemukan anyaman anyaman yang digunakan sebagai bantalan amphora dan karung kulit yang terbuat dari kulit kambing.

Sementara tulang hewan tersebut adalah kambing, merpati, ayam, ikan, dan penyu.

Dipercaya bahwa batu besar digunakan untuk pemberat dan yang lebih kecil mungkin digunakan untuk memancing pemberat atau pemberat yang digunakan saat membuat tali.

Sementara batu bata mungkin merupakan bagian dari kompor masak.

Baca Juga: Bagikan Donasi Hampir Rp2 Miliar untuk 5 Negara Islam, Mesut Ozil Secara Khusus Kirim Ini untuk Umat Muslim Indonesia

 

Dari kemungkinan ratusan amphora, toples tanah liat besar yang digunakan untuk mengangkut anggur, kecap ikan dan makanan lainnya, 38 ditemukan utuh dan enam dibawa untuk diperiksa.

Hasilnua ditemukan bahwa beberapa di antaranya memiliki simbol Yunani, Islam, dan Kristen yang dicap atau diukir di amphora.

Menurut Cvikel, "Kami tidak tahu apakah awaknya beragama Kristen atau Muslim, tapi kami menemukan jejak kedua agama tersebut."

Beberapa masih memiliki sumbat yang terbuat dari kulit, keramik, dan batu.

Para pembuat amphora biasanya menandatangani kendi mereka dengan stempel pribadi.

Tutup panci masak, mangkuk yang terbuat dari slip Cypriot Red (tanah liat cair) dan beberapa pecahan keramik juga diambil untuk diawetkan dan dipelajari.

Karena berbagai makanan yang dibawa semuanya dipanen pada musim gugur, Cvikel percaya bahwa pada saat itulah kapal berlayar.

Bagian-bagian kapal, termasuk area belakang tempat markas Kapten berada belum ditemukan dan karena krisis kesehatan saat ini, belum ditentukan kapan tim arkeologi dapat kembali melakukan penggalian.

Baca Juga: Bombardir Jalur Gaza Selama Puluhan Tahun, Terbongkar Sejarah Konflik Palestina dan Israel, hingga Lika-liku Perjuangan Muslim Palestina Melawan Umat Yahudi