Baca Juga: Bawang Merah Bisa Keluarkan Duri dari Kulit dengan Mudah, Ini Triknya
Mendapat dukungan dari AS, tanpa ragu lagi Soeharto melancarkan invasi Timor Leste pada 7 Desember 1975.
Kemudian awal tahun berikutnya, 1976, Timor Leste jatuh ke tangan Indonesia, menjadi provinsi termuda RI.
Meski peristiwa kelam itu terjadi di era pemerintahannya, ternyata rakyat Timor Leste tetap memandang Presiden ke-2 RI sebagai sosok berjasa bagi Bumi Lorosae.
Seperti yang diungkapkan peraih Nobel Perdamaian 1996 dan mantan Administrator Apostolik Dioses Dili, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo.
Melansir Kompas.com (28/1/2008), seluruh rakyat Timor Leste kapan saja dan dimana pun berada tidak akan pernah melupakan jasa besar mantan Presiden Soeharto dalam membangun rakyat dan tanah Timor Lorosae selama masa integrasi Timor Timur dengan Indonesia tahun 1976-1999.
Pengakuan itu disampaikan Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, Senin (28/1/2008) kepada ANTARA melalui email.
"Orang Timor Lorosae tidak akan pernah melupakan jasa besar Pak Harto dalam membangun Timtim di segala bidang kehidupan.
"Kita berharap, walaupun Pak Harto telah meninggal dunia namun para pemimpin bangsa Indonesia yang menggantikannya memiliki semangat membangun seperti Pak Harto dan terus menjalin kerja sama Indonesia dengan Timor Leste demi tercapai perdamaian dan kesejahteraan bersama," kata Belo.