Penulis
Intisari-online.com -Hotel di daerah Menteng, Jakarta Pusat, diricuhi oleh puluhan warga negara India Jumat 23/4/2021.
Rupanya ada sekitar 60 orang WN India menginap di hotel itu.
Saat para WNA dijemput Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 untuk isolasi, keramaian dimulai.
Akibatnya aparat gabungan TNI dan Polri menjaga ketat hotel, bahkan ada dua bus milik TNI terparkir di depan hotel.
Selan itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi dan Dandim 0501/JP BS Kolonel (Inf) Luqman Arief juga terlihat di lokasi.
Hengki dan Luqman hadir untuk memeriksa situasi di hotel tersebut.
Berita tersebut dikonfirmasi oleh Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto.
"Iya betul, ada pengamanan TNI dan Polri di lokasi," terangnya.
WNA itu dikawal untuk dipastikan keamanannya.
"Kami ingin memastikan keamanan warga negara India agar berjalan baik dan aman," jelas Sam.
WN India banjiri Indonesia
Dicatat oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta, ada sebanyak 454 WN India yang masuk ke Indonesia.
Mereka masuk di rentang 11-22 April 2021.
"Totalnya mulai 11 April sampai 22 April (2021), ada 454 WN India yang masuk (melalui Bandara Soekarno-Hatta)," ujar Romi melalui pesan singkat, Jumat.
Sementara itu dari 454 WN India itu sebagian besar adalah turis pemegang visa kunjungan sebanyak 244 orang.
Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) dipegang 69 orang, kemudian Kartu Izin Tinggal Tetap (Kitap) dipegang 23 orang.
Sedangkan Visa Izin Tinggal Terbatas dimiliki 52 orang, dan sisanya adalah 66 kru alat angkut.
Romi menyebutkan warga India melarikan diri dari varian baru virus Covid-19 varian B.1.617.
Muatan mutasi ganda varian tersebut membuat India dalam kondisi yang mengerikan.
Diberitakan juga 127 WN India mendarat di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat carter dari India.
Di India sendiri berita ini menjadi heboh, karena di sana sedang terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Rupanya, kondisi di India sendiri memang mencengangkan.
Beredar foto-foto tunjukkan suasana di ibu kota India, New Delhi, saat kremasi massal dilakukan.
Kremasi dilakukan kepada korban Covid-19 di lapangan parkir setelah 306 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam.
Salah seorang warga bernama Nitish Kumar kesulitan mencari krematorium di kota untuk membakar ibunya.
Ia sampai harus menyimpan jasad ibunya di rumah selama 2 hari.
Sampai kemarin Kamis akhirnya ada fasilitas darurat yang dibuat di sebuah parkiran tidak jauh dari krematorium resmi di Seemapuri, timur laut Kota Delhi.
"Saya sudah mencari ke mana-mana, tapi semua krematorium penuh. Salah satu di antaranya mengatakan mereka tidak memiliki kayu lagi untuk membakar jenazah," kata Kumar yang mengenakan masker sambil menutup matanya yang berair karena asap dari api pembakaran.
Kasus harian tertinggi di dunia disabet India, dengan jumlah 314.835 kasus Kamis 22/4/2021.
Gelombang kedua pandemi Covid-19 telah melumpuhkan sistem kesehatan negara itu.
Delhi mencatat rumah sakit sudah tidak memiliki persediaan tabung oksigen.
Namun kasus harian masih mencapai 26 ribu.
Baca Juga: Nyaris Jadi Abu Kremasi, Wanita yang Dinyatakan Tewas Ini Hidup Kembali dan Diselamatkan Anaknya
Jitender Singh Shunty dari lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di layanan medis, Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal, mengatakan sampai hari Kamis sore, sudah ada 60 jenazah yang dikremasi di fasilitas buatan di sebuah lapangan parkir, dan masih 15 jenazah lagi yang menunggu untuk dikremasi.
"Tidak seorang pun di Delhi yang akan melihat hal seperti ini lagi," kata Shunty sambil menangis.
"Ada anak-anak berusia lima tahun, 15 tahun, 25 tahun yang dikremasi. Ada pasangan pengantin baru yang juga dikremasi. Sedih sekali melihat semua ini."
Shunty mengingat tahun lalu di masa puncak gelombang pertama, pernah ada 18 kremasi dalam sehari.
Per harinya rata-rata 8-10 jasad.
Namun Selasa 20/4/2021 lalu, di satu tempat saja ada 78 jenazah yang dikremasi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini