Find Us On Social Media :

Jepang dan AS Serius Bicarakan Masalah Taiwan, Laut China Timur, dan Laut China Selatan, Mereka 'Memprediksi' Xi Jinping Akan Lakukan Hal-hal Ini Terkait 'Situasi Panas' Sekarang

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 18 April 2021 | 11:08 WIB

Militer China

Intisari-Online.com - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengadakan pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih tanggal 17 April waktu Jepang sebelum fajar.

Keduanya tampak serius membicarakan masalah Taiwan.

"Kami akan menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan mempromosikan penyelesaian damai masalah lintas selat," ungkap PM Yoshihide Suga dalam jumpa persnya.

Masalah Taiwan telah masuk dalam kesepakatan antara para pemimpin Amerika Serikat dan Jepang sejak pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Eisaku Sato dan Presiden Nixon pada tahun 1969, sebelum normalisasi hubungan diplomatik antara Jepang dan China.

Baca Juga: Pantas China Seenaknya Klaim Laut China Selatan, Rupanya Punya Pasukan Rahasia 'Little Blue Men' untuk Kendalikan Wilayah Tersebut

Pertemuan tersebut diadakan selama sekitar 20 menit secara tatap muka dengan hanya seorang penerjemah, dan kemudian dipindahkan ke pertemuan kelompok kecil dan pertemuan umum, yang berlangsung selama dua setengah jam.

Pada pertemuan tersebut, para pemimpin Jepang dan Amerika Serikat sepakat bahwa China diperkirakan akan menentang upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan dan mengintimidasi orang lain di kawasan terkait situasi di Laut China Timur dan Selatan.

Pada konferensi pers bersama setelah pertemuan, Perdana Menteri Suga menyatakan (kepada Presiden) bahwa lingkungan keamanan yang semakin parah di Asia Timur sehingga perlu memperkuat penangkalan dan kekuatan penanggulangan aliansi Jepang-AS.

Terkait pernyataan bersama tersebut, PM Suga menegaskan, "Ini adalah kompas aliansi Jepang-AS ke depan.

Baca Juga: Situasi Memanas di Laut China Selatan Antara Amerika dan China, Negara dengan Militer Terkuat Kedua di Asia Tenggara Setelah Indonesia Ini Malah Diprediksi Jadi Kunci Utama Wilayah Tersebut, Apa Alasannya?

Ini sangat menunjukkan persatuan kedua negara menuju perwujudan konsep 'Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Apakah yang Akan China Lakukan atas Taiwan?

Berbicara pada pembukaan pertemuan tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan Beijing berpegang pada prinsip "satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

China tetap berkomitmen "untuk mempromosikan pertumbuhan damai hubungan di seluruh Selat Taiwan dan reunifikasi China", katanya kepada sekitar 3.000 delegasi di Balai Besar Rakyat Beijing.

"Kami akan tetap sangat waspada dan dengan tegas mencegah aktivitas separatis yang mencari kemerdekaan Taiwan," tambah Li.

Baca Juga: Bisa Jadi Skenario Terburuk untuk Perang dengan China, Jepang Sudah Ketok Palu Bakal Tembak Siapapun yang Dekati Pulau Sengketa Ini Jika China Lakukan Hal Ini

“Kami akan mempromosikan pertukaran, kerja sama, dan pembangunan terintegrasi di seluruh Selat Taiwan.

Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan yang cerah untuk bangsa kita yang hebat," tambahnya.

Sebagian besar orang Taiwan tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh China yang otokratis, dan juga sangat mendukung protes anti-pemerintah di Hong Kong yang dikelola China.

Baca Juga: Walau Negara Kecil Ternyata Timor Leste Menjadi Satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang Muluskan Rencana China Untuk Mengalahkan Dominasi Amerika di Asia Tenggara, Kok Bisa?

Namun, pada hari Senin (12 April) PLA diketahui lakukan latihan di dekat pulau Taiwan.

Jumlah pesawat tempur PLA yang ditampilkan dalam latihan tersebut merupakan rekor sejak otoritas pertahanan Taiwan mulai merilis informasi tentang aktivitas pesawat PLA di wilayah tersebut pada 17 September 2020, melampaui rekor sebelumnya yaitu 20 pada 26 Maret.

Song Zhongping, seorang ahli militer China mengatakan latihan itu bisa menjadi latihan rencana tempurnya.

China juga menampilkan perampasan superioritas udara, dan serangan terhadap target darat serta laut, termasuk kapal perang yang mengganggu negara asing.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer China dan Taiwan, Beijing Unggul Tapi Jika Nekat Menginvasi Taipei Ini Kesulitan yang Bakal Dihadapinya, Kata Ahli

(*)