Find Us On Social Media :

Situasi Memanas di Laut China Selatan Antara Amerika dan China, Negara dengan Militer Terkuat Kedua di Asia Tenggara Setelah Indonesia Ini Malah Diprediksi Jadi Kunci Utama Wilayah Tersebut, Apa Alasannya?

By Tatik Ariyani, Sabtu, 17 April 2021 | 14:56 WIB

Amerika mengirim kapal induk ke Laut China Selatan di bawah pemerintahan Joe Biden.

Intisari-Online.com - China telah lama mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan, dengan mengatakan bahwa seluruh jalur air hingga pantai Filipina, Malaysia, dan Taiwan adalah miliknya.

China mengeklaim sekitar 90 persen dari perairan tersebut yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi.

Klaim Beijing didasarkan pada sembilan garis putus-putus berbentuk U (nine-dash line) di peta pada tahun 1940-an oleh seorang ahli geografi Tiongkok.

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, Belanda, membantah klaim China atas hak-haknya di Laut China Selatan.

Baca Juga: Pecahkan Rekor, Latihan Militer China Libatkan Pesawat Tempur Terbesar hingga Bikin Kapal Induk Theodore Roosevelt AS Melipir Tinggalkan Laut China Selatan, Pengamat: 'Rencana Pertempuran atas Taiwan'

Pengadilan itu mengatakan, klaim China atas haknya di Laut China Selatan dalam nine-dash line, yang digunakan Beijing melandasi klaimnya, tanpa dasar hukum.

Salah satu negara yang gencar melawan klaim China adalah Amerika Serikat (AS), yang kerap mengirimkan kapal perangnya ke Laut China Selatan untuk berpatroli.

Di antara AS dan China yang bersaing di Laut China Selatan, sebenarnya ada satu negara, dengan militer terkuat kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia, yang dapat memegang kunci keseimbangan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Padahal Jaraknya Hanya Sejengkal Saja, Komandan Angkatan Laut Amerika Tetap Santai Pantau Kapal Induk China yang Beraksi, Sampai Fotonya Selonjoran di Atas Kapal Jadi Viral!