Find Us On Social Media :

Keberhasilannya Diagung-agungkan di Rusia, Ternyata Yuri Gagarin Juga Dianugerahi Penghargaan oleh Presiden Soekarno, Kini Patungnya pun Ada di Indonesia

By Khaerunisa, Sabtu, 17 April 2021 | 14:05 WIB

Dari kiri ke kanan: kosmonot legendaris Uni Soviet Yuri Gagarin, Nikita Khruchev, Presiden RI Soekarno, dan Leonid Brezhnev di Kremlin, Moskow, Juni 1961.

Intisari-Online.com - Keberangkatan Yuri Gagarin ke antariksa dan kembali ke bumi dengan selamat pada 12 April 1961 membuat Uni Soviet berhasil menyalip Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan orang pertama meluncur ke luar angkasa.

Seperti diketahui, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Uni Soviet dan AS serta masing-masing sekutunya terlibat ketegangan yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Mereka bersaing untuk mendapatkan pengaruh di antara negara-negara di dunia. Dan perlombaan luar angkasa merupakan bagian dari persaingan dua negara adidaya tersebut.

Uni Soviet diam-diam menjalankan program Vostoknya ketika AS bekerja dengan Project Mercury.

Baca Juga: Terjun Gunakan Parasut, Begini saat Yuri Gagarin Akhirnya Mendarat di Bumi, Orang Pertama yang Berhasil Meluncur ke Luar Angkasa Ini sampai Bikin Ketakutan Istri Penjaga Hutan!

Peluncuran misi berawak manusia pertama Uni Soviet pun mengejutkan AS, yang bagaimanapun berupaya melakukannya terlebih dahulu dengan Proyek Merkury miliknya.

Meski hanya beberapa minggu kemudian, yaitu 5 Mei 1961, AS berhasil meluncurkan manusia pertamanya ke luar angkasa, Alan Shepard.

Soviet yang berhasil dengan peluncuran misi Vostok 1, merayakannya sebagai kemenangan besar sains dan teknologi Uni Soviet.

Moskow dan kota-kota lain di Uni Soviet mengadakan demonstrasi massal, yang skalanya sebanding dengan Parade Kemenangan Perang Dunia II, sementara Gagarin dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet.

Baca Juga: Tak Dicapai dengan Mudah! Butuh Bertahun-tahun untuk Kirim Orang Pertama Meluncur ke Luar Angkasa, padahal Hanya Segini Waktu yang Dihabiskan Yuri Gagarin Selesaikan Misi Mengorbit Bumi

Sosok manusia pertama yang berhasil meluncur ke luar angkasa itu menjadi populer, monumen-monumen pun dibuat dan jalan-jalan diganti namanya untuk menghormati Yuri Gagarin.

Selain itu, ia mendapatkan penghargaan dari berbagai negara di dunia. Ternyata, Indonesia adalah salah satu negara yang memberikan penghargaan terhadap pahlawan Rusia tersebut.

Penghargaan itu diberikan oleh Presiden Soekarno ketika berkunjung ke Soviet pada 1961.

Yuri Gagarin dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana. Ini merupakan tanda Kehormatan tertinggi setelah Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia.

Baca Juga: Inilah 10 Wanita Kuat dalam sejarah Romawi Kuno, Salah Satunya Bukan Berasal dari Kalangan Atas Namun Berpengaruh pada Jalannya Kekaisaran

Bintang Mahaputra Adipradana sendiri merupakan Bintang Mahaputera Tingkat II.

Melansir Kompas.com, Menurut UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Bintang Mahaputera merupakan salah satu tanda kehormatan bintang sipil.

Tanda kehormatan sendiri merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara.

Sementara, Bintang Mahaputera terdiri atas lima kelas, yaitu: Bintang Mahaputera Adipurna, Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Mahaputera Pratama, dan Bintang Mahaputera Nararya.

Baca Juga: Dampak Hasil Konferensi Meja Bundar: Penyelesaian Masalah Irian Barat yang Ditunda Hampir Membuat Indonesia Jadi Lautan Darah, Soekarno Siapkan Pasukan untuk Berperang Gempur Belanda

Patung Yuri Gagarin di Taman Mataram, Persembahan Rusia Rayakan 70 Tahun Hubungan Bilateral dengan Indonesia

Untuk memperingati hubungan bilateralnya dengan Indonesia, Rusia mempersembahkan patung Yuri Gagarin yang kemudian diletakkan di Taman Mataram, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Melansir kemlu.go.id, Peresmian patung tersebut dilakukan melalui penandatanganan prasasti oleh Wamenlu RI, Mahendra Siregar, Dubes Federasi Rusia Lyudmila Vorobieva, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bertempat di Balaikota Jakarta pada 10 Maret 2021.

Baca Juga: China Dapat Untung Besar Jika Pasukan AS Cabut dari Afghanistan, Pakar Menyebut Beijing Akan Mengirim Pasukan Sendiri ke Bumi Kelahiran Osama bin Laden Itu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dalam pembukaan acara tersebut, bahwa patung Yuri Gagarin menandai hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia yang telah mencapai usia 70 tahun.

“Kehadiran Patung Yuri Gagarin di Taman Mataram memaknai keeratan warga Jakarta dengan Rusia, khususnya dalam mendukung sejarah 70 tahun hubungan bilateral kedua negara serta menciptakan ruang terbuka hijau yang sejuk dan nyaman bagi publik Jakarta," katanya dikutip kemenlu.go.id.

Sementara itu, Deputi Walikota Moskow, Sergey Cheremin, menyampaikan apresiasi atas interaksi yang kuat dalam kerja sama kebudayaan antara Jakarta dan Moskow meski di tengah kondisi pandemi.

Pada kesempatan itu, Wamenlu Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa sosok kosmonot Rusia tersebut telah sejak lama menginspirasi kaum muda di Indonesia untuk berprestasi.

Baca Juga: Rencana Matang Ini Buktikan Ukraina Tak Bisa Berkutik Lawan Rusia, Hanya Butuh Waktu Tak Sampai Seminggu, Diprediksi Ukraina Akan Tumbang, Begini Skenarionya

Katanya, figur Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang pergi ke luar angkasa tidak hanya menjadi pahlawan bagi masyarakat Rusia, namun juga menjadi ‘Hero of Men.’

Kemudian, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menekankan hubungan persahabatan kedua negara yang terus berkembang berdasarkan prinsip saling percaya dan kesetaraan.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Pemprov DKI Jakarta atas kesediaan menempatkan patung Yuri Gagarin di Taman Mataram. Patung Yuri Gagarin yang ditempatkan di Taman Mataram memiliki tinggi 282 cm, lebar antar lengan 225 cm, lebar dasar 145 x 175 cm, berat 500 kg, material terbuat dari perunggu dan merupakan karya dari seniman Rusia A.D. Leonov.

Baca Juga: Akhirnya Berani Tarik Ribuan Pasukan dari Afghanistan Setelah 20 Tahun, Ini Tanggapan Obama untuk Keputusan Biden Tersebut

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini