Kapal ini sudah lama difungsikan sebagai kapal survei berbagai sumber daya laut dan melakukan penelitian multidisiplin di laut perairan yang dalam.
Kapal Da Yang Hao dianggap sebagai laboratorium yang mengapung.
Kapal memiliki lebih dari 50 peralatan survei dan pengamatan dan laboratorium seluas 400 meter persegi yang digunakan untuk mempelajari geologi bawah laut, ekologi bawah laut dan atmosfernya.
Pada Desember 2019, perjalanan pertamanya ke Atlantik menghasilkan studi seismologi selimut dasar laut.
Kapal juga bisa bekerja di perairan beku di Artik dan Antartika.
Kapal ini sedikit dari kapal China yang memiliki pisau propeler vertikal, yang lebih sunyi dan bisa bermanuver lebih dari propeler biasa, dan bisa mempelajari dalam laut sampai 4 meter dalamnya.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang diganggu hadirnya kapal China.
Dikutip dari Antara, Filipina mengajukan protes diplomatik baru ke China Rabu kemarin.