Find Us On Social Media :

Rusia Kerahkan Tank-Tank Bercat 'Garis-garis Invasi', Ukraina Ketakutan Kejadian Perang Dingin yang Dilakukan oleh Rusia Ini Terulang Kembali

By Tatik Ariyani, Kamis, 15 April 2021 | 16:20 WIB

Tank-tank Rusia yang dicat dengan 'garis-garis invansi'

Intisari-Online.com - Rusia meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan dengan sisi timur Ukraina.

Dalam beberapa pekan terakhir konflik semakin memanas antara tentara Ukraina dengan separatis pro-Rusia yang memegang dua wilayah di timur negara itu

Ukraina menuduh Rusia mengumpulkan ribuan personel militer di perbatasan utara dan timurnya, serta di semenanjung Krimea yang dicaplok.

Kremlin tidak membantah pergerakan pasukan itu, tetapi bersikeras Moskwa tidak berniat mengancam siapa pun.

Baca Juga: Tiba di Laut Hitam Akan Bantu Ukraina Melawan Rusia, Kapal Amerika Ini Langsung Putar Balik Setelah Vladimir Putin Lakukan Percakapan dengan Joe Biden, Apa yang Dibicarakan?

Meski demikian, setiap pergerakan Rusia selalu membuat khawatir Ukraina.

Munculnya video kendaraan militer Rusia yang dihiasi dengan 'garis-garis invasi' memicu kekhawatiran tentang konflik Rusia dengan Ukraina.

Terlebih, di tengah klaim Vladimir Putin yang telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Orang Jerman Tembak Tentara Wanita Rusia Saat Terlihat dalam Penglihatan Mereka dalam Perang Dunia II Hingga Akibatkan Konflik Makin Brutal

Melansir Express.co.uk, Kamis (15/4/2021), Menteri Luar Negeri Ukraina mengklaim Rusia berencana memindahkan senjata nuklir ke Krimea, semenanjung yang dianeksasi pada 2014.

Video itu diunggah ke media sosial oleh seorang pengamat di wilayah Astrakhan Rusia, yang terletak 350 mil dari perbatasan barat negara itu dengan negara tetangganya.

Video menunjukkan kolom pengangkut personel lapis baja BTR 80, masing-masing dicat dengan salib putih di atasnya.

Selama perang dingin, tentara Rusia akan mengecat salib serupa di tank dan material lain untuk membedakan mereka dari lawan mereka, yang juga dilengkapi dengan mesin buatan Soviet.

Cara seperti itu digunakan ketika Uni Soviet menginvasi Cekoslowakia pada tahun 1968.

Sementara teknologi modern berarti tidak lagi diperlukan dari sudut pandang identifikasi, pasukan Putin mungkin berusaha untuk mengintimidasi Ukraina.

Foto lain menunjukkan patung robot bergaya Transformers yang besar dan menakutkan di kota Donetsk yang pro-Rusia dalam upaya intimidasi lebih lanjut.

Baca Juga: Kamboja Negara Paling Korup di Asia Tenggara, Malaysia Termasuk Paling Bersih, Bagaimana dengan Indonesia?

Kedua negara mengadakan latihan militer bersama pada hari Rabu ketika menteri luar negeri dan pertahanan NATO meluncurkan serangkaian diskusi darurat yang berfokus pada krisis yang meningkat.

Washington dan NATO prihatin dengan peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea.

Rusia menegaskan bahwa latihan itu adalah latihan militer kilat tiga minggu untuk menguji kesiapan tempur dalam menanggapi apa yang disebutnya perilaku mengancam dari NATO.

Rusia mengklaim bahwa latihan itu akan selesai dalam dua minggu.

Angkatan laut Rusia kemarin memulai latihan di Laut Hitam untuk melatih penembakan pada target permukaan dan udara.

Latihan itu dilakukan sehari setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Moskow untuk mengakhiri penambahan pasukannya.

Baca Juga: Tiba di Laut Hitam Akan Bantu Ukraina Melawan Rusia, Kapal Amerika Ini Langsung Putar Balik Setelah Vladimir Putin Lakukan Percakapan dengan Joe Biden, Apa yang Dibicarakan?

Sementara itu di Ukraina, angkatan bersenjata berlatih menangkis serangan tank dan infanteri di dekat perbatasan Krimea yang dicaplok Rusia

Sementara, menteri pertahanan Ukraina, Andrii Taran, mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa Rusia berencana untuk memindahkan gudang senjata nuklir di Krimea.

Taran memperingatkan: "Kehadiran amunisi nuklir di semenanjung dapat memicu serangkaian masalah politik, hukum dan moral yang kompleks.

Taran tidak memberikan bukti untuk pernyataannya tetapi mengatakan Rusia mengerahkan 110.000 tentara di perbatasan Ukraina dalam 56 kelompok taktis seukuran batalion, mengutip intelijen terbaru negaranya.