Namun, pihak Teheran berpendapat bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai.
Di Washington, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri belum mengomentari serangan itu.
Insiden fasilitas Natanz terjadi ketika Teheran dan Washington berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Setelah mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan tiga tahun lalu dan memberlakukan kembali sanksi.
Menanggapi sanksi AS, Iran secara bertahap telah melanggar banyak batasan dalam perjanjian tersebut.
Dalam pembicaraan tidak langsung yang berlangsung di Wina pekan lalu, Iran dan AS sama-sama mengambil sikap tegas tentang bagaimana membuat keduanya kembali sepenuhnya mematuhi perjanjian.