Pada periode Meiji, pemerintah terus-terusan secara formal menekan identitas etnis, budaya, tradisi dan bahasa Ryukyu sambil mengasimilasi mereka sebagai etnis Jepang.
Sejak pembentukan prefektur hubungan Okinawa dan Jepang terus memburuk.
Pada periode sebelum dan selama Perang Dunia II, dan setelah Perang Dunia II sampai sekarang, keadaan sudah banyak berubah.
Pada tahun 1945 selama Pertempuran Okinawa di Perang Dunia II, ada 150 ribu warga sipil terbunuh, sekitar sepertiga populasi pulau tersebut.
Kemudian banyak warga sipil tewas dalam bunuh diri massal yang dipaksakan oleh militer Jepang, dan banyak wanita diperkosa oleh tentara Jepang.
Kemudian setelah Perang Dunia II, Pulau Ryukyu dikuasai oleh Pemerintah Militer AS di Kepulauan Ryukyu selama 5 tahun 1945-1950.
Namun AS mempertahankan kendali bahkan setelah 1951, dan mereka secara paksa mengambil alih tanah pribadi untuk membangun banyak fasilitas militer.
Pemilik pribadi tanah tersebut ditempatkan di kamp pengungsian.