Advertorial

Sudah Sadar Siapa Musuh Bersamanya, Kim Jong-Un Ajukan 'Persekutuan anti-Jepang' Kepada Presiden Korea Selatan, Sebuah Situasi Sulit Bagi Moon Jae-In dan Kemungkinan Perang Terbuka

May N

Editor

Intisari-online.com -Kongres Partai Buruh Korea Utara yang sudah diadakan pada bulan Januari 2021 ini menghasilkan banyak hal untuk menjadi fokus perhatian.

Selain fakta-fakta baru bahwa Kim Jong-Un menjadi sekretaris jenderal Partai Buruh, Korea Utara juga menyatakan akan mengembangkan senjata nuklir mereka.

Selanjutnya negara itu juga menyatakan jika AS adalah musuh terbesar mereka dan sudah akan terapkan kebijakan barbar kepada Paman Sam.

Kegagalan ekonomi juga diakui oleh Korea Utara karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bukan China Apalagi Amerika, Justru Korea Utara yang Diklaim Bisa Menghancurkan Seluruh Dunia Berkat Senjata Paling Kuat di Dunia Ini, Seperti Apa Kehebatannya?

Namun, ada satu hal yang dilupakan oleh kebanyakan orang, satu hal yang justru merupakan inti dari semua politik Korea Utara.

Mengutip News Week Japan, media lokal Jepang, rupanya ada satu hal yang menjadi fokus Jepang atas Kongres Partai Buruh Korea Utara.

Kim Jong-Un rupanya menyatakan di Kongres tersebut aktivitas mengenai hubungan Korea Utara dan Korea Selatan.

"Bukan berlebihan untuk mengatakan jika kenyataannya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan telah kembali seperti sebelum pengumuman Deklarasi Panmunjom, dan mimpi unifikasi dulunya begitu jauh, kini sudah bisa diraih."

Baca Juga: Dikhawatirkan Kebablasan Jadi Perang Dunia III, Mengapa Korea Utara dan Korea Selatan Bermusuhan? Simak Penjelasannya

Deklarasi Panmunjom ditandatangani pada 2018 silam.

Korea Utara dilaporkan dari media resmi mereka, KCNA, telah memperkuat peran militernya.

Kim juga berpidato: "Rencana penelitian baru untuk kapal selam nuklir telah selesai dan mencapai proses finalisasi."

Ia tambahkan jika negaranya seharusnya meningkatkan teknologi nuklir lebih lanjut dan mengembangkan hulu ledak ukuran kecil untuk menyerang target yang berdekatan.

Baca Juga: Korea Selatan Ketahuan Memata-matai Korea Utara Lewat Berita Ini, Simak Tanggapan Kim Yo Jong, 'Mereka Sungguh Aneh dan Sulit Dimengerti'

Yang dimaksud di sini adalah Jepang, satu negara yang di Perang Dunia II menghancurkan kerajaan Korea dan memecahnya menjadi dua negara.

Sudah sering Korea Utara mengirimkan rudal ke Laut Jepang, sampai Pasukan Pertahanan Diri Jepang menganggap hal itu ancaman keamanan nasional.

Lebih dari satu juta warga Korea Utara berada di bawah militer, dan juga plutoniumnya cukup untuk bumihanguskan Jepang, seperti dipaparkan oleh ilmuwan nuklir Dr Siegfried Hecker, profesor di Universitas Stanford yang kerap kunjungi Korea Utara.

Ia yakin Korea Utara sekarang bisa "mencapai hampir seluruh Jepang dengan rudal nuklirnya."

Baca Juga: Parade Militer Kembali Terendus dari Korea Utara, Tidak Heran Negara Itu Simpan 60 Bom Nuklir dan Simpanan Senjata Kimianya Saja Sampai Segini Nilainya

Tanggapan Moon Jae-In

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In, seperti dilansir dari Japan Forward, rupanya melanjutkan mencoba meningkatkan hubungan dua negara Korea, seperti yang selama ini ia lakukan.

Dalam pidato tahun baru 2021-nya, Moon mengatakan "dua Korea seharusnya berpegangan tangan dan membuktikan Semenanjung Korea yang damai dan berprospek tinggi bisa berkontribusi di komunitas internasional."

Dan meskipun prospek keduanya untuk Korea yang bersatu cukup berbeda, tampaknya kesatuan pandangan antara dua negara hanyalah tinggal menunggu waktu saja.

Baca Juga: Jumlahnya Paling Banyak Hanya 60 Buah, 'Kartu As' Korea Utara Ini Bikin Jepang dan Korea Selatan Tak Bisa Tidur, Bumerang dari 'Kebijakan Kesabaran Strategis' Obama

Korea Utara akhirnya berpendapat jika Korea Selatan seharusnya mempercepat upaya mencapai aset militer canggih, untuk mengembangkan rudal yang lebih akurat, kuat dan bisa terbang lebih jauh dari yang mereka miliki.

Bisa dijelaskan dari pernyataan otoritasnya jika Korea Utara akan memahami Korea Selatan, dan dialog Korea Utara dan Selatan akan mulai dilanjutkan.

Ini merupakan langkah maju dua negara Korea, meskipun selama ini menganggap satu sama lain musuh, kini dua negara bisa melanjutkan pembicaraan persatuan tanpa tegangan militer, dan hanya memikirkan China sebagai musuh tambahan.

Musuh utama masih tetap Jepang, yang sudah membuat Moon Jae-In meningkatkan militer Korea Selatan untuk melawan Jepang.

Baca Juga: Jadi Dampak Paling Tidak Terduga Atas Perang Dunia Kedua, Perang Korea 'Yang Terlupakan' Justru Tidak Pernah Selesai, Ini Sejarahnya

Tentu saja Moon tidak bisa langsung saja mengatakan bergabung dengan Korea Utara untuk mengalahkan Jepang, karena Korea Selatan dan Jepang merupakan sekutu AS.

Namun, Kim Jong-Un bisa saja segera meminta administrasi Korea Selatan segera menjawab pertanyaan yang sudah disebutkan, yaitu apakah Korea Selatan siap maju bersama mengalahkan Jepang.

Hal tersebut pun hanya akan dijawab dengan satu jawaban saja, karena kedua negara telah terlalu lama menyimpan dendam akibat penjajahan mengerikan kekaisaran Jepang di Perang Dunia II.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait