Find Us On Social Media :

Mati-matian Boikot China Atas Polahnya atas Umat Muslim Uighur, Barat Cuma Bisa Gigit Jari Setelah Perusahaan-perusahaan Ini Bahkan Menginjakkan Kaki di China pun Dilarang

By Maymunah Nasution, Selasa, 6 April 2021 | 12:16 WIB

Selebriti China Dilraba Dilmurat mendukung pemerintah China untuk terus lakukan kerja paksa di Xinjiang, putus kontrak dengan perusahaan fashion besar H&M dan lain sebagainya

H&M mengatakan mereka tidak akan menggunakan kapas dari Xinjiang karena kekhawatiran atas kerja paksa yang terjadi di sana, tapi keputusan itu sudah dibuat pada September 2020.

Keputusan itu dipicu oleh pernyataan dari Better Cotton Initiative, kelompok industri yang mempromosikan standar buruh yang berkelanjutan, dan H&M serta beberapa merk besar lain menjadi anggotanya.

Saat itu, China hanya diam.

Media pemerintah China mengklaim boikot terakhir dimulai dari "amukan warganet" tapi sebenarnya hal itu berasal dari Communist Youth League.

Baca Juga: China Lupa Berkaca, Kali Ini Ributkan Pelanggaran HAM di Australia Padahal Mereka Sendiri Bumihanguskan Umat Muslim Uighur Setiap Harinya

24 Maret pagi, Liga tersebut mengecam H&M di situs media sosial Weibo dan menuduh mereka menyebarkan rumor dan mengkhianati pelanggan China.

Partai Komunis lain menyebarkan isu diikuti dengan tuntutan-tuntutan, dan kemudian meluas ke merk lain termasuk Nike, Adidas, New Balance, Burberry, Zara dan lain sebagainya.

Pemilihan waktunya tidak salah lagi, bersamaan dengan sanksi baru terhadap China atas Xinjiang yang diumumkan Kanada, Uni Eropa, Inggris, dan AS.

Ini merupakan kali pertama sanksi yang diupayakan bersamaan dan pertama kalinya Uni Eropa memboikot China sejak pembunuhan massal di Alun-alun Tiananmen 1989.

Baca Juga: Setelah Penuh Drama Menolak-nolak Stok Bijih Besi dari Australia, Hubungan Dua Negara Kian Tidak Mesra, China Temukan Negara Pengganti yang Setia Kirimkan Bijih Besi ke Mereka