Mati-matian Boikot China Atas Polahnya atas Umat Muslim Uighur, Barat Cuma Bisa Gigit Jari Setelah Perusahaan-perusahaan Ini Bahkan Menginjakkan Kaki di China pun Dilarang

Maymunah Nasution

Penulis

Selebriti China Dilraba Dilmurat mendukung pemerintah China untuk terus lakukan kerja paksa di Xinjiang, putus kontrak dengan perusahaan fashion besar H&M dan lain sebagainya

Intisari-online.com -China akhirnya mendapatkan boikot dan sanksi dari negara-negara Barat atas polah biadab mereka di Xinjiang, terutama terhadap umat Muslim Uighur.

Tentu saja China membalas aksi tersebut.

Dilansir dari Lowy Institute, aksi balasan China justru membuat negara Barat hampir kehilangan pendapatannya.

China kemudian memblokir raksasa fashion Swedia H&M akhir Maret lalu.

Baca Juga: Ungkap Kondisi Mengerikan Kamp Tahanan di Xinjiang dari Cerita Korban, Co-Developer Film Dokumenter 'Reeducated:' 'Suara yang Akan Anda Dengar Sebenarnya Mengengelingi Anda'

Sudah banyak boikot produk luar negeri di China, setahun lalu China menghukum NBA atas ekspresi dukungan manajer tim untuk demokrasi Hong Kong.

Tahun 2010, China juga memblokir impor salmon dari Norwegia, setelah Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada aktivis HAM Liu Xiaobo.

Namun H&M adalah korban dari kampanye "dukung kapas Xinjiang" yang tunjukkan sikap kasar Beijing terhadap Barat, yang akan membuat bisnis luar negeri di China tidak dapat bermanuver.

Pertanda sesuatu memburuk adalah waktunya.

Baca Juga: Tidak Terima Dapat Sanksi dari AS Hampir di Semua Segi Kehidupannya, China Tiba-tiba Kunjungi Iran, Ajak Bersekutu untuk Mulai Melawan Kekuatan Adidaya Amerika?

H&M mengatakan mereka tidak akan menggunakan kapas dari Xinjiang karena kekhawatiran atas kerja paksa yang terjadi di sana, tapi keputusan itu sudah dibuat pada September 2020.

Keputusan itu dipicu oleh pernyataan dari Better Cotton Initiative, kelompok industri yang mempromosikan standar buruh yang berkelanjutan, dan H&M serta beberapa merk besar lain menjadi anggotanya.

Saat itu, China hanya diam.

Media pemerintah China mengklaim boikot terakhir dimulai dari "amukan warganet" tapi sebenarnya hal itu berasal dari Communist Youth League.

Baca Juga: China Lupa Berkaca, Kali Ini Ributkan Pelanggaran HAM di Australia Padahal Mereka Sendiri Bumihanguskan Umat Muslim Uighur Setiap Harinya

24 Maret pagi, Liga tersebut mengecam H&M di situs media sosial Weibo dan menuduh mereka menyebarkan rumor dan mengkhianati pelanggan China.

Partai Komunis lain menyebarkan isu diikuti dengan tuntutan-tuntutan, dan kemudian meluas ke merk lain termasuk Nike, Adidas, New Balance, Burberry, Zara dan lain sebagainya.

Pemilihan waktunya tidak salah lagi, bersamaan dengan sanksi baru terhadap China atas Xinjiang yang diumumkan Kanada, Uni Eropa, Inggris, dan AS.

Ini merupakan kali pertama sanksi yang diupayakan bersamaan dan pertama kalinya Uni Eropa memboikot China sejak pembunuhan massal di Alun-alun Tiananmen 1989.

Baca Juga: Setelah Penuh Drama Menolak-nolak Stok Bijih Besi dari Australia, Hubungan Dua Negara Kian Tidak Mesra, China Temukan Negara Pengganti yang Setia Kirimkan Bijih Besi ke Mereka

Balasan dari Beijing rupanya lebih kuat daripada yang diperkirakan.

Target mereka antara lain lembaga penelitian Jerman Mercator Institute for China Studies, serta badan pembuat keputusan utama Uni Eropa untuk kebijakan luar negeri, yang terdiri dari duta besar negara anggota.

Lebih mengejutkan lagi, China baru saja menyelesaikan perundingan Perjanjian Investasi Komprehensif dengan Eropa, yang kini sudah gagal total.

Kemudian tidak hanya bahan baku untuk kebutuhan sandang, para model dan selebriti China juga mulai memboikot merk internasional atas sanksi mereka terhadap Xinjiang.

Baca Juga: Sakit Hati China Setelah Disanksi Masalah Muslim Uighur Terbalaskan, Negeri Tirai Bambu Berlakukan Sanksi Balasan pada Pihak-pihak Ini

Melansir CNN, aktor, penyanyi dan para model China telah berbicara di publik untuk membela kebijakan China atas Xinjiang.

Lebih dari 30 selebriti China telah mengakhiri kemitraan promosi atau mengatakan mereka akan memutus ikatan dengan merk-merk yang mereka tuduh telah "mengecam" kapas yang diproduksi di Xinjiang.

Merk-merk tersebut antara lain H&M, Nike, Adidas, Puma, dan Calvin Klein.

Para bintang tersebut antara lain aktris papan atas Yang Mi, penyanyi pop Wang Yibo, aktris Uighur Dilraba Dilmurat, penyanyi Hong Kong Eason Chan dan pemain cello Taiwan Ouyang Nana.

Baca Juga: Tak Cukup Berbuat Zalim di Negerinya Sendiri, China Gunakan Jasa Penjahat Digital untuk Hantam Warga Uighur di Luar Negeri, Facebook Sampai Harus Repot-repot Turun Tangan Mengadangnya dengan Ini

Skala eksodus selebriti belum pernah terjadi sebelumnya, dan membesar sedemikian rupa sehingga di media sosial China, 25 Maret dijuluki "hari pemutusan kontrak" di kalangan hiburan China.

Selebriti lain juga tunjukkan dukungan dengan membagikan tagar "I support Xinjiang cotton" yang telah dilihat hampir 5 miliar kali sejak diunggah Rabu 24 Maret 2021 oleh corong partai People's Daily di Weibo.

Dukungan kolektif dari selebriti adalah contoh terbaru peran yang diharapkan China untuk mereka mainkan dalam menyongsong China yang lebih nasionalis.

Beberapa selebriti itu memang mendukung pemerintah, tapi ada juga yang melakukannya karena ditekan terus-terusan oleh siapa saja dan terancam kehilangan nyawanya.

Baca Juga: Selama Ini Dirahasiakan, Kebusukan China Terhadap Umat Muslim Uighur Perlahan Mulai Bocor, Mereka Dipaksa Lakukan Hal Ini Demi Hapus Keberadaan Mereka

China telah tunjukkan bahwa jika Barat ingin berhubungan dengan mereka maka Barat harus tunduk terhadap China.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait