Find Us On Social Media :

Sakit Hati China Setelah Disanksi Masalah Muslim Uighur Terbalaskan, Negeri Tirai Bambu Berlakukan Sanksi Balasan pada Pihak-pihak Ini

By Tatik Ariyani, Minggu, 28 Maret 2021 | 18:56 WIB

Presiden China Xi Jinping - China dikabarkan akan menyerbu Taiwan pada 3 November 2020.

Intisari-Online.com - Pada tanggal 22 Maret, AS, Inggris, Kanada dan Uni Eropa mengambil "tindakan terkoordinasi" terhadap China untuk mengirimkan "pesan yang jelas tentang pelanggaran dan perlakuan kejam hak asasi manusia" terhadap minoritas Muslim Uighur.

Sanksi tersebut memasukkan mantan pejabat dan pejabat saat ini ke dalam daftar hitam di Xinjiang atas dugaan pelanggaran.

Aktivis dan pakar hak asasi PBB mengatakan setidaknya satu juta Muslim telah dipenjara di kamp-kamp di Xinjiang.

Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi.

Baca Juga: Meski Mati-matian Lindungi Taiwan dari China, Pakar Khawatir AS Tetap Akan Kalah karena Karena China Miliki Keunggulan Ini

China berulang kali membantah semua tuduhan pelecehan, dengan mengatakan kamp-kampnya menawarkan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.

Kementerian luar negeri China juga menuduh AS dan Kanada menjatuhkan sanksi "berdasarkan rumor dan disinformasi".

Sebagai upaya pembalasan, China pun kemudian memberlakukan sanksi pada individu dan entitas yang terlibat.

Melansir Al Jazeera, Sabtu (27/3/2021), sanksi pemerintah China menargetkan tiga individu dan satu entitas dari Kanada dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Lakukan Teror ke Taiwan, 20 Pesawat Militer China Terungkap Telah Nyelonong Masuk ke Wilayah Ini, Ternyata Pulau Sengketa Ini yang Jadi Incarannya