Find Us On Social Media :

Menteri Luhut Sampai Menyebutnya 'Pembuka' Industri Kendaraan Elektrik di Indonesia, Smelter Nikel RI-China Ini Dicacat Mati-matian Oleh Pihak Internasional, Ini Sebabnya

By Maymunah Nasution, Senin, 5 April 2021 | 10:48 WIB

Smelter nikel baru garapan Indonesia-China mendapat kritik tajam

Menarik investor

Scott Ye, direktur PT Indonesia Weda Bay Industrial Park, mengatakan rencana membangun pabrik logam di Kalimantan masih "didiskusikan".

Bijih nikel yang ditambang dari tambang itu sebagaimana yang ditambang dari tambang nikel lain, Tambang Industri Morowali, kini digunakan besar-besaran untuk produksi stainless steel.

Namun Indonesia akan menggunakannya untuk produksi baterai lithium-ion tahun 2024.

Baca Juga: Edhy Samakan Nikel dengan Lobster, Susi Pudjiastuti Sampai harus Buat 'Kultwit' Panjang Ini untuk Membantahnya

Membangun smelter dekat pembangkit listrik hidropower artinya Tsingshan bisa mencapai tujuannya mengoperasikan tambang nol-karbon.

Dengan ini, tuntutan untuk menjadi pembuat kendaraan elektrik global akan terpenuhi.

Tsingshan bulan lalu umumkan mereka akan membangun 2000 megawatt pembangkit listrik solar dan angin di Indonesia dalam 5 tahun ke depan.

Sampai saat ini, smelter nikel di Indonesia bergantung pada energi dari pembakaran batubara.

Baca Juga: Sulitnya Indonesia Merebut Status 'Raja', Jika Dulu Status Raja Emas Diganjal CIA, Kini Status Raja Nikel Coba Diganjal Uni Eropa