Meski Dicecar Sana-Sini, Rupanya Rencana China Ini Malah Dipuji Setinggi Langit Karena Bisa Jadi Solusi Jika Terusan Suez Macet, Walaupun China Terkesan Memonopoli Jalur Perdagangan

Afif Khoirul M

Penulis

Kapal kargo Ever Given 'nyungsep' di Terusan Suez dan membuat macet jalur pelayaran tersibuk di dunia, tapi harga minyak tetap lesu

Intisari-online.com - Masalah yang terjadi di Terusan Suez belakangan ini ternyata justru membuka peluang China untuk bersinar.

Jalur Suez sendiri saat ini memang masih menjadi jalur penting perdagangan dunia.

Transit Terusan Suez yang menghubungan Mediterania dan Laut Merah, memfasilitasi banyak pedagang Asia-Eropa.

Namun, sangat berbahaya ketika jalur penting itu harus ditangguhkan seperti yang terjadi belakangan ini.

Baca Juga: Tempuh Perjalanan ke Barat Seorang Diri, Inilah Biksu Xuanzang, Versi Nyata dari Tong Sam Cong dalam Serial Kera Sakti

Kapal Ever Given tersangkut dan menyebabkaan jalur tersebut diblokir untuk sementara.

Dengan demikian memungkinkan kapal manapun tak bisa melewati jalur tersebut.

Hal ini juga menyebabkan kerugian besar karena banyak barang ditangguhkan karena tidak bisa melewati jalur tersebut.

Menurut The Associated Press, mengutip Lloyds List, barang senilai 9,6 miliar dollar AS, biasanya melewati terusan Suez, setiap hari dengan 50 kapal.

Baca Juga: Tarik Ribuan Pasukan Militernya di Timur Tengah dan Berencana Mengirimnya ke China dan Rusia, Amerika Tak Main-main Ingin Kalahkan Dominasi 2 Musuh Besarnya, 'Semuanya Rencana Joe Biden'

Membawa setidaknya 1,2 miliar ton kargo.

Sementara menurut CNBC, antara 5 persen, dan 10 persen dari semua minyak yang diangkut melalui Laut, dianggkut melalui Terusan Suez.

Artinya, setiap kapal macet, menunda pengiriman 3 juta hingga 5 juta barel minyak lagi per hari.

Dengan kata lain, kecelakaan yang terjadi di Terusan Suez, menjadi masalah yang berdampak signifikan pada ekonomi global.

Dengan hal ini mungkin Jalur Sutra yang sedang digaungkan oleh China bisa menjadi solusi dan alternatif yang bisa dipertimbangkan, meski banyak dicecar sana-sini.

Dunia harus mempertimbangkan ekonomi strategis dari banyak Jalur Sutra China yang dirintisnya di seluruh Eurasia sebagai bagian dari prroyek Belt & Road Initiative (BRI).

Setelah penyelesaian penuh, mereka akan memfasilitasi perdagangan darat Timur-Barat.

Dengan demikian ekonomi global pada akhirnya akan mengurangi ketergantungannya pada titik-titik tertentu seperti Selat Malaka dan Terusan Suez.

Di mana kecelakaan tak terduga dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi dunia.

Baca Juga: 6 Hari Blokir Kanal Paling Sibuk di Dunia, Terbongkar Kerugian dari Tersangkutnya Kapal Ever Green di Terusan Suez, 'Rp14.589 Triliun dan Bisa Lebih!'

Beberapa proyek yang paling menjanjikan mungkin akan menjadi solusi perdagangan yang digaungkan China.

Jembatan Darat Eurasia melalui Kazakhstan dan Rusia adalah Jalur Sutra yang dipikirkan kebanyakan orang setiap kali mendengar istilah ini.

Konektivitas rel Tiongkok-Eropa sudah dimungkinkan melalui rute ini, meskipun masih jauh dari potensi penuhnya.

Tiga proyek konektivitas Barat-Timur lain seperti Koridor Tengah antara Cina dan Turki melalui Asia Tengah, Laut Kaspia, dan Kaukasus Selatan, Koridor Ekonomi Cina-Asia Tengah-Asia Barat melalui Asia Tengah ke Iran, Turki, dan akhirnya Uni Eropa.

Lalu,visi W-CPEC + untuk memperluas Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) ke arah barat di sepanjang rute yang disebutkan di atas.

Koridor lain termasuk Rute Laut Utara melalui Samudra Arktik, juga digambarkan oleh beberapa orang sebagai Jalan Sutra Kutub, dan Koridor Med-Red yang dianggap Israel sebagai mitra darat Terusan Suez.

Proyek yang disebutkan kedua inilah yang mungkin akan menerima dorongan terbesar setelah kecelakaan di Terusan Suez.

Koridor Med-Red bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan Teluk Aqaba di Eliat dengan pelabuhan di pantai Mediterania Israel melalui kereta api berkecepatan tinggi.

Secara teori, China terus memperluas hubungan ekonominya dengan Israel dari tahun ke tahun dan berpotensi berinvestasi dalam proyek ini bahkan membantu membangunnya.

Baca Juga: Percaya Kutukan Firaun Menyebar, Serangkaian Bencana Termasuk Terjebaknya Kapal di Terusan Suez Diduga Akibat Kutukan Firaun, Hal Ini yang Jadi Pemicu Kutukan Itu

Menariknya, kota Neom yang direncanakan di Arab Saudi di masa depan, unggulan dari strategi ekonomi besar Vision 2030, berada di dekat pelabuhan terminal Eliat terhubungan dengan Koridor Med-Red.

Ini bisa membuat Arab mempertimbangkan normalisasi hubungan Israel-Saudi dalam beberapa tahun terakhir terlepas dari keengganan Riyadh sampai sekarang untuk secara resmi mengakui Negara Yahudi itu.

Koridor Med-Red dapat menjadi bagian dari inisiatif investasi transnasional yang lebih besar yang dapat melihat partisipasi China, Eropa, Kerajaan Teluk lainnya, dan Rusia di antara pemangku kepentingan lainnya jika itu hanya terkait secara informal dengan Neom.

Reaksi ekonomi internasional terhadap kecelakaan Terusan Suez kemungkinan besar akan menginspirasi refleksi yang lebih serius tentang manfaat strategis Jalur Sutra China di seluruh Eurasia.

Proyek BRI yang digaungkan Beijing bisa menjadi solusi, dan Koridor Med-Red Israel mungkin akan menerima lebih banyak minat dari investor sebagai pelengkap yang layak untuk Terusan Suez Mesir.

Jika yang terakhir dipasangkan dengan kota masa depan Neom Arab Saudi dan keduanya berhasil menarik investasi multilateral yang serius dari berbagai pemangku kepentingan seperti China, UE, dan Rusia.

Mungkin kecelakaan minggu lalu bukanlah masalah besar untuk dunia.

Artikel Terkait