Penulis
Intisari-online.com -Sejarah memang banyak menceritakan tokoh-tokoh yang dikenal karena aksinya, baik tindakan baik maupun tidak bermoral.
Demikian juga dengan para kaisar dan penguasa dunia.
Hal ini khususnya juga para Kaisar Roma yang terkenal, yang tindakannya begitu kontroversial.
Mungkin salah satu yang paling keji dan bengis adalah Nero, yang disalahkan memulai kebakaran hebat Roma di tahun 64 Masehi.
Namun ia malah menyalahkan umat Kristen penyebab kebakaran tersebut, dan hal itu menyebabkan pembantaian massal pertama umat Kristen di sepanjang Kekaisaran Roma.
Kehidupan Nero tidak jauh dari kejadian bengis, seperti membunuh ibunya lima tahun setelah ia menjadi kaisar.
Kekejaman ini karena ibunya berupaya mengendalikannya, tapi meski begitu, banyak sekali kekejaman Nero yang lain, hasil dari kekuatan dan perilaku kejamnya.
Kemudian, ada kasus Sporus, bocah yang dijadikan budak anak.
Budak anak adalah para budak yang dipilih menjadi budak warga Roma karena kecantikannya.
Melansir culturacolectiva.com, ceritanya adalah ketika Nero melihatnya, ia jatuh cinta kepada bocah itu karena kemiripannya dengan mendiang istrinya, Poppaea Sabina yang dipukul mati oleh Nero sendiri saat ia hamil.
Beberapa catatan menyatakan, hal itu sebagai cara Nero menghadapi pembunuhan istrinya.
Ia kemudian membebaskan Sporus, menikahinya, dan menamainya seperti nama mendiang istrinya,
Agar meyakinkan, Sporus dikebiri, dan ia menjadi istri formal Nero di mata semua orang, dan dipanggil "permaisuri".
Ia memakai semua pakaian mewah menyiratkan aristokrat Roman dan memiliki sekelompok pembantu.
Meskipun terdengar menyenangkan, kehidupan Sporus tidak seindah itu, karena ia masih seorang budak sehingga Nero bisa berbuat apapun yang ia inginkan dengan Sporus.
Hidup Sporus bersama Nero memang mengerikan, tapi rupanya setelah Nero meninggal kehidupan Sporus jauh lebih mengenaskan.
Sporus tidak mencintai Nero, bahkan, saat Nero meninggal, ia memberikan jasad Nero sebuah cincin dengan motif Pemerkosaan Proserpina, dewi yang dipaksa oleh Pluto, dewa Neraka, untuk hidup dengan Nero sebagai istrinya.
Sporus melihat dirinya sendiri sebagai Prosperpina yang tidak berdaya di bawah kendali Nero.
Namun Sporus bisa menganggap hidup bersama Nero lebih baik daripada yang terjadi setelahnya.
Sporus kemudian diambil oleh Nymphidius Sabinus, anggota pengawal kaisar, yang ingin mencicipi sedikit kehidupan mendiang kaisar.
Sporus dijadikan istrinya dan bahkan memberinya nama seperti yang diberikan Nero.
Nymphidius berencana menjadi kaisar selanjutnya, dan menjadikan Sporus sebagai istrinya hanyalah langkah pertama dari aksinya.
Namun, rencananya gagal karena ada kandidat untuk kaisar dan ia dibunuh sebelum sampai ke rumahnya.
Sporus dibawa oleh suami pertama Poppaea Sabina, Otho, yang menjadi kaisar berikutnya.
Otho menjadikan Sporus sebagai istrinya juga, tapi pernikahan tidak berlangsung lama karena ia bunuh diri tiga bulan memerintah karena kekalahan mengenaskan.
Otho dikalahkan oleh Vitellius, yang kemudian menjadi kaisar, sehingga semua kepemilikan Otho menjadi milik Vitellius.
Namun Vitellius tidak tertarik dengan Sporus untuk dijadikan istri, sebaliknya, ia melihat Sporus sebagai harta karun dan memutuskan menggunakannya untuk menunjukkan kekuatannya ke penduduk.
Sporus dijadikan contoh, ia dipermalukan di depan umum, dengan rencananya Sporus disuruh melakukan kembali episode penculikan Proserpina selama pertunjukan gladiator.
Hal ini tentunya melibatkan kekerasan dan pemerkosaan.
Tidak tahan menghadapi ancaman itu, Sporus muda, yang saat itu bahkan belum berumur 20 tahun, memilih mengakhiri hidupnya.
Hidupnya menjadi contoh sempurna apa yang bisa dilakukan semua tokoh mengerikan yang memegang kekuasaan saat hukum memperbolehkan mereka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini