Find Us On Social Media :

Inilah Akal-akalan Uni Eropa, Berkedok Berikan Subsidi Rupanya Mau Menjarah Harta Menggiurkan Ini dari Bumi Afrika, Padahal Wilayah Miskin Tapi Jadi Incaran Negara-negara Kaya

By Mentari DP, Selasa, 30 Maret 2021 | 15:20 WIB

Kapal penangkap ikan China di perairan Ekuador.

Intisari-Online.com - Dilansir dari express.co.uk pada Selasa (30/3/2021), Uni Eropa (UE) dilaporkan tengah 'menjarah' Benua Afrika.

Hal ini dikarenakan sebuah film dokumenter baru yang berjudul 'Seaspiracy' di Netflix yang telah mengungkap aktivitas laut yang mengerikan.

Para penonton langsung terkejut setelah pembuat film Ali Tabrizi mengungkap dampak penangkapan ikan komersial terhadap dunia.

Baca Juga: Wawan Wanisar Pemeran Pierre Tendean di Film G30S/PKI Meninggal Dunia: Sosok Pierre Tendean yang Tampan dan Rebutan Para Jenderal

Melalui sejumlah wawancara dengan para ahli dan aktivis, gambaran serius dari ekosistem laut terlukis.

Termasuk klaim bahwa umat manusia akan menghadapi lautan kosong pada tahun 2048 jika kita terus menangkap ikan dengan kecepatan saat ini.

Itu bermula ketika UE bertujuan untuk memastikan bahwa penangkapan ikan dan budidaya perairan berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Itu semua dilakukan di bawah Kebijakan Perikanan Bersama (CFP).

Tapi Tabrizi mengklaim semua itu hanyalah kedok semata.

Baca Juga: Lebih dari 200 Kapal China Dituduh Kembali Nyelonong di Wilayah Sengketa Ini, Bikin Militer Filipina Keluarkan Jet Tempur Mematikan Ini, Langsung Kocar-kacir!

“Subsidi adalah uang pembayar pajak yang diberikan kepada suatu industri untuk menjaga harga suatu produk atau layanan tetap rendah secara artifisial."

“Tapi di banyak negara, lebih banyak uang keluar daripada nilai ikan yang masuk kembali."

“Awalnya subsidi dimulai sebagai cara untuk memastikan ketahanan pangan."

“Tapi, ironisnya, mereka kini menjadi penyebab rawan pangan di banyak daerah berkembang.”

Dan UE dikatakan berada di puncak daftar itu, dengan armada penangkap ikan hampir 100.000 kapal.

UE terus memberikan subsidi besar-besaran untuk mendukung armada penangkap ikannya.

Mereka mengklaim Brussel adalah salah satu dari tiga penyumbang terbesar dunia soal armada penangkap ikan, bersama dengan China dan Jepang.

Dan Kapten Sea Shepherd Peter Hammarstedt mengatakan hal ini telah menyebabkan Uni Eropa "menjarah" perairan di negara berkembang.

“Penangkapan ikan oleh UE di tempat-tempat seperti Afrika Barat didorong oleh subsidi UE."

“Itu berarti bisnis lokal tidak dapat bersaing dengan kekuatan ekonomi UE."

"Sungguh, ini hanya kelanjutan dari sejarah penjarahan benua Afrika."

Tapi Tabrizi merinci bahwa Uni Eropa bukan satu-satunya yang harus disalahkan.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantakkan Sebanyak dan Sekuat Apapun Senjata Musuh, Inilah AGM-183 ARRW, Rudal Hipersonik yang Jadi Andalan Angkatan Udara Amerika

 

“Operasi penangkapan ikan yang intensif ini tidak hanya memusnahkan ikan, tetapi juga menghancurkan perekonomian."

“Akibatnya, terkadang negara-negara miskin yang paling membutuhkan harus perang untuk memperebutkan ikan."

Kasus ini juga yang membuat bajak laut Somalia begitu terkenal hingga ditakuti.

"Mereka dulunya adalah nelayan sederhana yang bekerja untuk memberi makan keluarga mereka."

"Tetapi ketika Somalia jatuh ke dalam perang saudara, kapal penangkap ikan ilegal asing menyerbu perairan mereka dan mulai mengambil ikan."

Diketahui jutaan orang di dunia memang mengandalkan makanan laut untuk kebutuhan protein mereka.

Dengan populasi global yang akan mencapai 10 miliar pada tahun 2050, tentu saja semua orang berlomba mendapatkannya.

Baca Juga: Diduga Terkait Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar yang Menelan Korban Puluhan Orang Luka-luka, Tak Disangka Bahan Peledak Nyaris Setara 70 Bom Pipa