Advertorial
Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) kembali menguji rudalnya.
Namun ini bukan rudal sembarangan. Melainkan rudal hipersonikAir-launched Rapid Response Weapon(ARRW).
Dilansir darisputniknews.com pada Selasa (30/3/2021), uji penerbangan pertama dari rudal hipersonik Angkatan Udara AS AGM-183 ARRW bisa dilakukan sebelum akhir minggu.
Hal itu menurut analisis laporan oleh The Drive's The War Zone.
Menurut outlet tersebut, izin uji coba rudal akan dikeluarkan dalam beberapa hari ke depan.
Lokasinya di dekat Stasiun Udara Angkatan Laut Point Mugu Angkatan Laut AS, di mana banyak rudal Pentagon telah dikembangkan dan diuji.
Bahkan Administrasi Penerbangan Federal AS telah mengeluarkan pemberitahuan kepada para penerbang untuk menghindari area di atas Point Mugu Sea Test Range, area lepas pantai dekat Los Angeles, untuk tanggal 30 Maret dan 1 April 2021.
Sejumlah peralatan pemantauan khusus juga telah dipindahkan ke wilayah tersebut.
Termasuk USNS Worthy, kapal instrumentasi jangkauan rudal, dan NASA WB-57F, pesawat pembom taktis dan pesawat pengintai twinjet buatan AS.
Bahkan pesawat pembomWB-57F telah dimodifikasidengan berbagai macam sensor untuk pemantauan cuaca, pengambilan sampel udara setelah uji senjata nuklir, dan tugas penelitian lainnya yang diklaim oleh Zona Perang dapat dikonfigurasi untuk memberikan informasi tentang peluncuran rudal juga.
Angkatan Udara AS (USAF) memang berpacu dengan waktu.
Mereka benar-benarakan menguji ARRW dalam waktu kurang dari satu bulan sejak pertama kali dipamerkan.
Dalam siaran pers 5 Maret 2021, Angkatan Udara AS mengatakan uji coba nanti hanya akan dilakukan pada mesin pendorong dan bukan seluruh senjata, yang juga akan mencakup kendaraan luncur hipersonik dan hulu ledak.
Di mana rudal akanmenggunakan mesin roket untuk meledakkan dirinya sendiri hingga ke tepi luar angkasa.
Itu terjadi sebelum melepaskan diri dan menggunakan kendaraan luncur yang dapat bermanuver untuk terbang ke bawah dan menyerang targetnya dengan kecepatan lebih dari 5.000 mil per jam.
ARRW diharapkan akan dibawa oleh pembom B-52 Stratofortress dan diluncurkan di tengah penerbangan.
Hal itu akan menjadikannya ARRW sebagai jenis rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM).
Kekuatan lain dari ARRW adalah dari kecepatan danwaktu pembakaran mesin yang relatif singkat membuatnya sangat sulit untuk diidentifikasi dan dicegat.
Sebelumnya, hanya dua negara yang disebutmenguasai teknologi ini. Mereka adalah Rusia dan China.
Kedua musuh AS itu setidaknya sudah memilikisatu rudal hipersonik yang dikerahkan dengan unit militer aktif.
Bahkan Rusia dilaporkan telah melakukan uji tembak senjata hipersonik ketiganya pada Juni mendatang.