Penulis
Intisari-Online.com - Konflik Taiwan dan China makin memanas.
Selama bertahun-tahun, China mengklaim kedaulatan atas Taiwan, sebuah negara yang berpenduduk sekitar 24 juta orang.
Padahal jelas-jelas kedua negara telah hidup secara terpisah selama lebih dari tujuh dekade.
Tapi China tak peduli.
Negara adidayaasal Asia itu telah menyatakan kepemilikan di bawah kebijakan 'Satu China' yang menuntut hanya ada satu negara berdaulat dengan nama China.
Partai Komunis China pun sering mengancam akan mengambil alih Taiwan dengan paksa jika upaya diplomatik tidak berhasil.
Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat pulau itu dalam upaya untuk memaksa Taipei menerima klaim 'Satu China'.
Taiwan tentu tidak serta merta menerimanya.
Meski militernya tak bisa menandingi militer China, Taiwansaat ini sedang dalam proses memodernisasi angkatan bersenjatanya untuk menciptakan pencegah yang lebih efektif.
Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng mengatakan bahwa prioritas negara itu adalah mengembangkan kemampuan serangan jarak jauhnya.
"Kami berharap senjata kami bisa menyerang jarak jauh dan akurat," kata Menteri Chu seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (26/3/2021).
Chiu menambahkan bahwa National Chung-Shan Institute milik negara Taiwan tidak pernah menghentikan penelitiannya tentang rudal jarak jauh.
Wakil direktur institut tersebut, Leng Chin-hsu, juga mengatakan satu rudal jarak jauh berbasis darat telah memasuki produksi dan tiga rudal jarak jauh lainnya sedang dalam pengembangan.
Leng menambahkan bahwabukan dirinya yang pantasmengungkapkan sejauh mana rudal itu bisamenyerang.
Yang jelas, secara tradisional, Taiwan memfokuskan angkatan bersenjatanya untuk mempertahankannegaranya dari serangan China.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sendiri sangat menekankan pentingnya mengembangkan alat penangkal untuk menahan serangan lawan.
Namun mereka juga memfokuskan pada rudal agar dapat mencapai target jarak jauh.
Pada bulan Januari 2021, China mengeluarkan peringatan keras kepada tetangganya itu bahwa "kemerdekaan berarti perang".
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian membuat komentar tersebut pada konferensi pers di tengah laporan serangan besar oleh pesawat tempur China di dekat Taiwan.
"Kami memperingatkan. Kemerdekaan Taiwan berarti perang dengan China," tutupnyaWu Qian.