Intisari-Online.com - Pada Perang Dunia II, Jepang begitu perkasa.
Menyerang berbagai negara termasuk Indonesia.
Namun kekejaman Jepang berakhir tak kala dua bom atom dijatuhkan di dua kota di Jepang.
Tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima dan tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki.
Bom atom itu lantas menghancurkan dua kota itu dan membuat ribuan lainnya kehilangan nyawa.
Hasilnya, Jepang mengaku menyerah kepada Sekutu.
Dilansir darirarehistoricalphotos.com pada Jumat (26/3/2021),Joe O’Donnell mengambil banyak foto di Nagasaki.
Foto-fotonyalantasdikirim oleh militer AS untuk mendokumentasikan kerusakan yang terjadi di tanah air Jepang yang disebabkan oleh serangan udara bom api dan bom atom.
Selama tujuh bulan berikutnya mulai September 1945, ia melakukan perjalanan melintasi Jepang Barat.
Selama itu, dia mencatat kehancuran, mengungkapkan penderitaan para korban bom termasuk yang tewas, yang terluka, tunawisma, dan yatim piatu.
Gambar penderitaan warga Jepang itu terukir baik di pikiran maupun di hatinya.
Namun foto di atas memiliki arti yang mendalam.
Dalam foto tersebut, bocah lelaki itu berdiri tegak. Dia membawaadik lelakinya yang sudah meninggal ke tempat kremasi.
Joe melihat anak laki-laki itu dengan hati perih.
Di mana diamenggendong adiknya di punggungnya, dengan bibir atas yang kaku. Seolah berusaha keras untuk menjadi pemberani.
Sungguh pemandangan memilukan.
Bocah laki-laki itubaknya bukti yangtelah melambangkan semangat bangsa yang kalah.
Bertahun-tahun kemudian Joe O'Donnell berbicara dengan pewawancara Jepang tentang gambar ini:
“Saya melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar sepuluh tahun lewat."
"Dia menggendong bayi di punggungnya."
"Pada masa itu di Jepang, kami sering melihat anak-anak bermain dengan adik laki-laki atau perempuan di punggung mereka, tetapi anak laki-laki ini jelas berbeda."
"Saya dapat melihat bahwa dia datang ke tempat ini karena alasan yang serius."
"Dia tidak memakai sepatu. Wajahnya keras. Kepala kecil itu dimiringkan ke belakang seolah-olah bayi itu tertidur lelap."
"Anak laki-laki itu berdiri di sana selama lima atau sepuluh menit."
“Orang-orang bertopeng putih berjalan mendekatinya dan dengan diam-diam mulai melepas tali yang menahan bayi itu."
"Saat itulah saya melihat bahwa bayi itu sudah mati."
"Orang-orang itu memegang tubuh dengan tangan dan kaki dan meletakkannya di atas api."
"Anak laki-laki itu berdiri tegak di sana tanpa bergerak, memperhatikan nyala api."
"Dia menggigit bibir bawahnya begitu keras hingga bercahaya darah."
"Nyala api menyala rendah seperti matahari terbenam. Lalu anak laki-laki itu berbalik dan pergi dengan diam-diam.
Foto ini lantas menjadi viral hingga hari ini.
Bahkan foto ini pernah dibuat film kartun Jepangpada tahun 1988 dengan judul "Grave of the Fireflies".
Sebuah film kartun tragis yang meliput perjuangan seorang anak laki-laki dan adik perempuannya untuk bertahan hidup di Jepang selama Perang Dunia II.
Ini adalah film kartun diklaim menjadi film kartun paling menyedihkan dan sangat disarankan untuk ditonton.