Yang menjelaskan jumlah besar pekerja yang terlibat adalah perlakuan tidak manusiawi terhadap para pekerja.
Peneliti Prancis Nathalie Montel dalam bukunya Le Chantier du Canal de Suez (1859-1869) yang diterjemahkan oleh sejarawan Mesir Raouf Abbas, menjelaskan beberapa para pekerja mengalami kesulitan seperti kurangnya air minum yang penting di tengah panas gurun yang terik.
Dia menjelaskan bahwa kerja paksa adalah cara mendapatkan pekerja Mesir sesuai dengan keputusan Said Pasha penguasa Mesir saat itu.
Sekitar 10.000 pekerja akan dibawa setiap bulan untuk bekerja, dan setelah 1861 jumlahnya mencapai 25.000.
Lebih dari 1,5 juta orang dari berbagai negara dipekerjakan, dan ribuan pekerja meninggal, banyak dari mereka karena kolera dan epidemi serupa.
Peneliti Prancis menggambarkan dua gaya hidup di sekitar terusan.
Yang pertama melibatkan restoran, toko roti, kafe, salon, dan bar untuk elit asing, dan yang kedua adalah kehidupan yang menyedihkan bagi para pekerja paksa yang akan menderita karena kehausan, penghinaan, dan ketidakadilan.
Menurut catatan medis yang disimpan di Perpustakaan Alexandria, penyakit yang paling banyak diderita para pekerja adalah penyakit paru, diare ekstrim, disentri, hepatitis, cacar, dan tuberkulosis.