Find Us On Social Media :

Lakukan Dosa Ini Saat Jadi Presiden, Donald Trump Tinggalkan Luka yang Mendalam Bagi Rakyat Iran, Bikin Joe Biden yang Menggantikannya Jadi Tumbalnya

By Mentari DP, Sabtu, 27 Maret 2021 | 06:30 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Intisari-Online.com - Donald Trump sudah tak lagi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).

Namun selama 4 tahun kepemimpinannya, Trump sudah membuat banyak keputusan kontroversial.

Yang sialnya membuat AS dimusuhi banyak negara.

Baca Juga: Lagaknya Sok Sangar Pakai Jet Tempur Terkuat di Dunia Untuk Provokasi Musuh, Belum Diapa-apakan Jet Tempur Amerika Seharga Rp21.112 triliun Ini Mendadak Rusak Lagi

Alhasil kini, Joe Biden, Presiden baru AS, berusaha memperbaiki 'dosa-dosa' Trump kepada negara-negara lain.

Salah satunya kepada Iran.

Bukan hanya soal kematian Jenderal Iran Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan udara yang disuruh Trump, Iran juga benci setengah mati dengan AS karena perjanjian nuklir.

Itu adalah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau perjanjian nuklir Iran dengan beberapa negara, termasuk AS.

Namun pada tahun 2018, Trump seenaknya menarik diri dari kesepakatan nuklir tersebut.

Hal itu lantas membuat Iran marah besar.

Baca Juga: Gendong Adiknya Sendiri yang Terkulai Tak Bernyawa Usai Dihantam Bom Atom Nagasaki, Foto Bocah Ini Jadi Inspirasi Film Kartun Paling Menyedihkan Sepanjang Masa

Nah, di bawah Presiden Joe Biden, AS kini telah menyatakan niatnya untuk bergabung kembali dengan JCPOA.

Namun, Teheran bersikeras bahwa mereka hanya akan kembali nurut di bawah kesepakatan nuklir jika Washington mencabut sanksi terlebih dahulu.

Kampanye 'tekanan maksimum' mantan Presiden Trump terhadap Iran membuat AS menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.

Abolghasem Bayyenat, pakar nuklir dari Harvard University, mengatakan bahwa tindakan Trump meninggalkan luka pada hubungan antara kedua negara.

"Pengunduran diri Trump dari JCPOA seperti menusuk Iran dari belakang," kata Abolghasem Bayyenat seperti dilansir dari express.co.uk pada Jumat (26/3/2021).

"Itu seperti meninggalkan rasa pengkhianatan yang mendalam bagi warga Iran."

"Warga Iran seolah percaya dengan politisi konservatif lama, di mana AS bukanlah mitra yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya."

"Serta keterlibatan apa pun dengan AS hanya akan berumur pendek."

Padahal dengan JCPOA, itu akan mengakhiri ancaman Iran yang memiliki senjata nuklir dan mengurangi ketegangan AS dengan Timur Tengah.

Selain itu, JCPOA berpotensi dapat menempatkan hubungan Iran-AS di jalur baru dan membuka jalan baru untuk kerja sama.

Baca Juga: Gegara Ucapan Joe Biden, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistiknya, Bikin Jepang dan Korea Selatan Panik Bukan Main, 'Kami Siaga 1!'

Belum lagi mendadak Trump menjatuhkan sanksi berat kepada Iran dan makin memprovokasi kebencian Iran pada AS.

Pada saat itu, Trump memang memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan ekonomi Iran.

Jadi, tidak heran jika kini Iran menolak untuk melakukan negosiasi ulang dan membalas dengan menarik kembali beberapa komitmen utamanya kepada AS.

Pemerintahan Biden sendiri telah berusaha menghubungi pemerintahan Iran. Termasuk lewat Presiden Iran Hassan Rouhani.

Dia ingin ingin menghidupkan kembali JCPOA.

Tapi kedua belah pihak baru akan bergerak jika salah satu dari mereka mengambil langkah pertama.

Terakhir, Bayyenat seperti menganggap warga Iran tak mau dibuat malu untuk kedua kalinya.

"Iran lebih berhati-hati tentang keterlibatan kembali dengan AS sejak pemerintahan Presiden Trump lengser."

Baca Juga: Berawal dari Sakit Perut, Dokter Kaget Setelah Bedah Perut Pasien Ini, Temukan Makhluk yang Dilihatnya Sekali Selama 50 Tahun Memiliki Panjang 18 Meter